Anggota DPR Nilai Kabinet SBY Tak Kompak  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 11 Desember 2012 12:24 WIB

Kapoksi fraksi PDIP Badan Anggaran Theodorus J. Koekerits (kiri) dan anggota fraksi PDIP Dolfie OFM, saat memberikan keterangan kepada wartawan, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (27/3). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat menilai kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak kompak. Hal ini terlihat saat rapat gabungan antara Menteri Pertahanan, Sekretaris Kabinet, Panglima TNI, dan Menteri Keuangan dengan Komisi Pertahanan kemarin malam.

"Menteri mendapat arahan dari Presiden, tapi terjemahannya berbeda-beda," kata anggota Komisi Pertahanan, Dolfie O.F.P., kepada Tempo di kompleks parlemen, Senayan, Selasa, 11 Desember 2012. Ia melihat ketidakharmonisan itu saat seorang menteri melihat kekurangan menteri lain. "Jadi siapa yang mengkoordinasi menteri-menteri ini?"

Dalam rapat gabungan kemarin, Menteri Keuangan Agus Martowardodjo menyatakan tidak akan mencabut blokir anggaran optimalisasi Kementerian Pertahanan sebelum mendapatkan penjelasan mengenai pengadaan alutsista ini. Ada sejumlah dokumen yang memerlukan telaah dari Kementerian Keuangan. "Masih ada yang harus diselesaikan di internal pemerintahan," kata Agus.

Dipo Alam mengelak sudah memerintahkan pemblokiran anggaran Kementerian Pertahanan. Dipo menjelaskan, dia menerima laporan masyarakat mengenai adanya dugaan kongkalikong dalam penganggaran ini. Dia lalu mengirimkan surat kepada Menteri Pertahanan tertanggal 24 Juli 2012. "Kami konfirmasi ke staf dan wakil menteri," kata dia.

Atas dasar laporan itu, Dipo lalu melaporkan tiga kementerian ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia tidak bersedia menyebutkan kementerian apa saja yang dia laporkan ke KPK. "Silakan tanya ke KPK," kata dia.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sudah membalas surat Dipo pada 26 Juli 2012. Usulan pemanfaatan dana optimalisasi ini berdasarkan inisiatif dari unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertahanan. Ada dua matra yang mengajukan, yaitu Angkatan Laut dan Mabes TNI. Agus mengaku tidak bisa menjamin, jika blokir dibuka, pengadaan tetap dilakukan karena waktunya mepet.

Dolfie mengkritik, kondisi ini memperlihatkan perencanaan keuangan pemerintah buruk. Ketika tahun anggaran berakhir, sisa anggaran yang besar akan membuat defisit. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menegaskan tidak akan memberitakan tenggat waktu kepada pemerintah untuk menyelesaikan persoalan internalnya. "Akhir tahun akan kami tanyakan sisa anggaran ini," kata dia.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita terpopuler lainnya:
Di Malaysia, Habibie Dianggap Pengkhianat Bangsa
Bupati Aceng ''Ditawari'' Wanita-wanita Ini

Habibie Pengkhianat Bangsa, Ini Tulisan Lengkapnya

Disebut Pengkhianat Bangsa, Habibie Center Santai

SBY Marah, Alex Noerdin di Amerika Serikat

Partai Demokrat Digerogoti Anak Kos

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

18 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

7 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya