Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla menemui Ketua Umum PDIP Megawati di kediamannya Jalan Teuku Umar, Jakarta, (24/4). Pertemuan tersebut antara lain akan membahas rencana koalisi kedua partai. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Makassar - Munculnya wacana pencalonan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk maju dalam Pemilihan 2014, dinilai berpotensi menimbulkan kebingungan. Soalnya, kedua calon itu dinilai potensial untuk menjadi RI-1, sehingga tidak jelas siapa yang akan rela diposisikan sebagai wakil presiden.
"Tingkat popularitas keduanya dalam banyak survei juga sama, sehingga sulit memosisikan siapa capres dan siapa cawapresnya," kata pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Arqam Azikin, Ahad, 2 Desember 2012.
Menurut Arqam, Mega dan JK lebih berpeluang maju sendiri-sendiri dari partai masing-masing. Mega dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Kalla dari Golkar. Arqam optimistis kader dan elite Golkar akan memberikan tiket pencalonan pada 2014 kepada Kalla, jika popularitas dan elektabilitas Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar, tak kunjung naik. "Daripada riskan kalah kalau memaksakan Pak Ical," kata Arqam.
Untuk itu, Mega dan Kalla diminta mulai mencari calon wapres masing-masing. Untuk posisi RI-2, Arqam menganjurkan kedua capres ini melirik Mohammad Mahfud MD dan Dahlan Iskan. Keduanya juga baru saja menempati peringkat teratas dalam survei capres potensial 2014.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.