Lily Wahid Sebut Upeti di DPR Seperti Kentut

Rabu, 31 Oktober 2012 10:49 WIB

Lily Wahid. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Lily Chodijah Wahid, mengakui ada upeti yang diberikan mitra kerja kepada anggota DPR RI. Hal ini berdasarkan pengalamannya ketika menjadi anggota Komisi Keuangan DPR.

"Banyak di Komisi VI dan Komisi XI, tapi itu seperti kentut. Saya yakin ada, tetapi untuk membuktikan siapa, membuat orangnya mengaku, atau jumlahnya berapa, saya tidak bisa," kata adik Presiden Abdurrahman Wahid ini pada Selasa, 30 Oktober 2012.

Lily menyatakan, upeti biasanya memang diberikan mitra kerja DPR dengan berbagai alasan. Upeti dalam rupa uang ini, menurut dia, diserahkan kepada anggota Dewan ketika rapat atau bertemu di luar gedung parlemen, Senayan. "Entah katanya itu uang terima kasih atau tanda jasa," kata Lily.

Upeti ini, menurut dia, biasanya diberikan khususnya pada pembahasan-pembahasan anggaran yang sulit, besar, atau kerap alot di DPR. Upeti ini diberikan ketika proyek atau anggaran yang terkait mitra kerja tersebut berhasil diloloskan anggota Dewan tersebut. "Saya pernah ada undangan untuk ikut acara di hotel, tapi saya tidak ikut," kata dia.

Pemberian upeti ini, menurut dia, memang sebuah rahasia umum. Akan tetapi, ia tidak mengetahui modus dan mekanismenya secara pasti. Ia juga tidak bisa menyebutkan secara terperinci mitra kerja mana saja yang biasa memberikan upeti kepada anggota Dewan. Ia hanya mengatakan, Komisi VI yang mengurus badan usaha milik negara dan Komisi XI yang mengurus keuangan adalah dua komisi yang paling rentan terhadap praktek upeti tersebut.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita Terpopuler:
Marzuki Alie Tersinggung oleh Dahlan Iskan

Sekali Rapat, DPR Minta Lebih dari Rp 1 Miliar

Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR

SMS Inisial Anggota DPR ''Tukang Peras''

Anggota DPR ''Palak'' BUMN, Apa Kata Aria Bima

SMS DPR Pemeras Disebar? Dahlan Menjawab

Berita terkait

Kasus Mafia Anggaran, KPK Panggil Lagi Anggota DPR Agung Rai

2 Oktober 2019

Kasus Mafia Anggaran, KPK Panggil Lagi Anggota DPR Agung Rai

Anggota Fraksi PDIP DPR itu akan diperiksa sebagai saksi untuk politikus PAN, Sukiman, yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

KPK Telusuri Peran Romahurmuziy dalam Kasus Mafia Anggaran

21 Juni 2019

KPK Telusuri Peran Romahurmuziy dalam Kasus Mafia Anggaran

Romahurmuziy pernah diperiksa dalam kasus ini pada Agustus 2018. Dia mengaku tidak tahu urusan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kasus Mafia Anggaran, Amin Santono Divonis 8 Tahun Penjara

4 Februari 2019

Kasus Mafia Anggaran, Amin Santono Divonis 8 Tahun Penjara

Anggota Komisi Keuangan DPR Amin Santono divonis 8 tahun penjara dalam perkara suap dana perimbangan daerah.

Baca Selengkapnya

Perantara Suap Amin Santono Divonis 4 Tahun Penjara

4 Februari 2019

Perantara Suap Amin Santono Divonis 4 Tahun Penjara

Konsultan, Eka Kamaluddin yang didakwa menjadi perantara suap untuk Anggota Komisi Keuangan DPR Amin Santono divonis 4 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amin Santono Khawatir Meninggal di Penjara Jika Dihukum 10 Tahun

28 Januari 2019

Amin Santono Khawatir Meninggal di Penjara Jika Dihukum 10 Tahun

Sebelumnya, jaksa KPK menuntut mantan anggota Fraksi Demokrat DPR Amin Santono 10 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amin Santono Dituntut 10 Tahun Penjara dalam Kasus Mafia Anggaran

22 Januari 2019

Amin Santono Dituntut 10 Tahun Penjara dalam Kasus Mafia Anggaran

Jaksa juga meminta hakim menjatuhkan hukuman tambahan kepada Amin Santono yaitu pencabutan hak politik selama 5 tahun.

Baca Selengkapnya

Kasus Mafia Anggaran, Yaya Purnomo Dituntut 9 Tahun Penjara

22 Januari 2019

Kasus Mafia Anggaran, Yaya Purnomo Dituntut 9 Tahun Penjara

Pegawai Kemenkeu Yaya Purnomo dituntut 9 tahun penjara oleh jaksa KPK dalam perkara suap dan gratifikasi terkait pengurusan anggaran untuk daerah.

Baca Selengkapnya

Sekda DKI: Kawal Transparansi Anggaran yang Telah Terbentuk

6 Juni 2017

Sekda DKI: Kawal Transparansi Anggaran yang Telah Terbentuk

Saefullah mengatakan publik berhak bertanya jika ada kegiatan Pemprov DKI yang dinilai aneh dalam penggunaan APBD.

Baca Selengkapnya

Cegah Oknum Mainkan Kasus, KPK Siapkan E-Coordination

20 Agustus 2016

Cegah Oknum Mainkan Kasus, KPK Siapkan E-Coordination

Ini agar publik bisa melaporkan dugaan kasus korupsi dan memantau penanganannya.

Baca Selengkapnya

Hapus Kata Bersayap, Susi Pangkas Dana Siluman Rp 200 Miliar

16 Desember 2015

Hapus Kata Bersayap, Susi Pangkas Dana Siluman Rp 200 Miliar

Langkah Menteri Susi Pudjiastuti menghapus penggunaan sejumlah kosa kata bersayap mampu memangkas dana siluman Rp 200 miliar.

Baca Selengkapnya