TEMPO.CO, Jakarta: Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rabu 15 Agustus 2012, mendeklarasikan penolakannya terhadap rekomendasi Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (HAM) terkait kasus pembantaian 1965-1966. Padahal Juli lalu, Komnas HAM menyatakan kasus pembantaian 1965 itu merupakan pelanggaran HAM berat.
Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali mengatakan kasus pelanggaran HAM yang banyak memakan korban dari anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) itu sebaiknya dilupakan saja. “Kami memilih rekonsiliasi, yang lalu lupakan saja,” kata As’ad.
Mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) ini mengatakan langkah rekonsiliasi merupakan jalan keluar yang baik dan tidak membuat masalah berlarut-larut. Menurut dia tak perlu masyarakat mengejar-ngejar pemerintah untuk mengakui dan meminta maaf atas kasus pembunuhan massal tersebut.
“Pada 1948 ada pembunuhan banyak kiai. Yang bunuh siapa, semua sudah tahu kan, tidak perlu diungkit lagi luka lama,” katanya. “Sebagai bangsa sebaiknya soal ini kita lupakan saja,” katanya.
ANANDA BADUDU
Berita Terpopuler:
Kasus Simulator SIM, Ada Upaya Selamatkan Djoko?
Arkeolog Ini Temukan Piramida via Google Earth
Nasib Penggalian Bunker di Bawah Kantor Jokowi
SBY Akhirnya Buka Suara Soal Century
Ketua KPK: Silakan Sadap Telepon Kami
Polri Sewa Seabreg Pengacara, KPK Cuek
Di Masjid Kalideres Fauzi Bowo Ingatkan Bang Kumis
Cincin Kawin Angelina Jolie Senilai Rp 7,4 Miliar
Hadapi KPK, Polisi Sewa Pengacara
Gisel Kesal Ditinggal Gading Martin
Berita terkait
4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
29 November 2023
Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.
Baca SelengkapnyaSurat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto
20 November 2023
ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.
Baca SelengkapnyaSejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?
30 September 2023
Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?
Baca SelengkapnyaBerikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965
30 September 2023
Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.
Baca SelengkapnyaDokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965
29 September 2023
Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?
Baca SelengkapnyaPasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi
9 Maret 2023
Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.
Baca SelengkapnyaPenumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD
4 Oktober 2022
Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.
Baca SelengkapnyaCerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S
3 Oktober 2022
Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.
Baca SelengkapnyaMenapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S
2 Oktober 2022
David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.
Baca SelengkapnyaDaftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S
30 September 2022
Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.
Baca Selengkapnya