TEMPO.CO, Den Haag - Hangatnya suhu menjelang musim panas disambut wajah ceria penduduk Den Haag. Tetapi sebaliknya, di salah satu sudut kota pagi hari, Rabu (23 Mei 2012) itu, dua anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara Dewan Perwakilan Rakyat (BAKN DPR) memasang tampang kesal. Politikus Partai Demokrat, Yahya Secawiria, dan legislator Partai Golkar, Kamaruddin Sjam, bersungut-sungut akibat mendadak datang kabar, ada kemungkinan anggota parlemen Belanda tak bisa menemui mereka.
Sebabnya, suhu politik parlemen Belanda memang sedang meninggi pula. Sejak Selasa, 22 Mei 2012, sidang parlemen tentang dana talangan bagi negara-negara Uni Eropa yang paling terpuruk akibat krisis ekonomi memancing perdebatan panas. Sidang berlanjut hari Rabu dan mungkin berakhir dengan pemungutan suara sehingga semua legislator negeri kompeni itu harus hadir dalam ruangan. Artinya, boleh jadi para anggota Public Expenditure Committee (PEC), alat kelengkapan parlemen Belanda setara BAKN, tak bisa menerima kunjungan studi banding BAKN. Ada peluang hanya staf PEC yang dapat menyambut legislator Indonesia.
"Kita kan anggota DPR, harus diterima dengan orang yang (jabatannya) setara, dong," ujar Yahya sembari merengut. Meski sudah berjas rapi, ia dan Kamaruddin berkukuh tinggal di hotel saja sampai ada kepastian bisa bertemu legislator Belanda.
Ketua BAKN DPR Sumarjati Arjoso (Partai Gerindra) beserta dua anggotanya, Eva Kusuma Sundari (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dan Nur Yasin (Partai Kebangkitan Bangsa), memilih beranjak dari sofa di lobi hotel. Mereka ingin kunjungan tetap dilakukan. "Kan niatnya belajar, sama staf juga bisa," kata Eva.
Jarak dari hotel ke parlemen sangat dekat, cuma 400 meter. Tak sampai sepuluh menit berjalan kaki dengan santai sudah sampai. Sumarjati, Eva, dan Nur Yasin langsung berjalan ke sana.
Pengatur (organiser) kunjungan kelimpungan, kebagian getahnya. Mereka kontan sibuk menghubungi kontaknya di parlemen Belanda. Selang seperempat jam, dipastikan Wakil Ketua PEC J.H. ten Broeke bisa meluangkan waktunya untuk delegasi BAKN. Barulah Yahya dan Sjam mau melangkahkan kaki ke gedung parlemen.
Di bagian kuno gedung tersebut, delegasi disambut oleh Broeke. Setelah secangkir kopi bersama, pria jangkung itu langsung "kabur" untuk bersidang. Dua jam kemudian, ia datang dengan salah seorang anggota PEC, Ed Groot, menjamu makan siang rombongan BAKN. Keduanya sempat pamit sepuluh menit untuk bersidang lagi, namun lantas bergabung kembali dengan delegasi untuk berdiskusi tentang PEC selama sejam.
Dalam sesi berbagi ilmu itu, Yahya dan Sjam malah sempat terlihat tertidur di kursinya beberapa saat. Setelah makan siang, rupanya kelopak mata mereka mendadak bertambah berat.
Studi banding delegasi di Eropa berlangsung enam hari. Tiga hari pertama pekan lalu dilaksanakan di Inggris, sedangkan tiga hari berikutnya di Belanda. Selama tiga hari di negara bekas penjajah tersebut, mereka bertandang pula ke Badan Pemeriksa Keuangan Belanda, Kementerian Keuangan Belanda, dan Biro Perencanaan Pusat.
Tujuan utama kunjungan adalah peningkatan kapasitas kelembagaan yang hasilnya akan diolah sebagai bahan revisi Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Studi banding ini dibiayai oleh lembaga donor Amerika Serikat, USAID.
BUNGA MANGGIASIH (DEN HAAG)
Berita lain:
Liputan Kunjungan 'Pelesiran' Dinas Anggota DPR
PPI Belanda Kritik Studi Banding DPR
Trik Anggota DPR Belanja di Belanda
Macet Terburuk Tol di Den Haag Kala DPR Tiba
Pelajar Jerman Menolak Anggota Dewan
Video Protes PPI Jerman: DPR Seperti Orang Kampung
Inilah 10 Anggota DPR yang Ditolak di Jerman
Di Berlin, Komisi I DPR ke Pusat Fashion Lafayette
Berita terkait
Pegang HP saat Pidato, Jokowi Sindir Pejabat Suka ke Luar Negeri
16 Agustus 2019
Jokowi menyindir para pejabat yang suka studi banding ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaDjarot Tolak DPRD Minta Biaya ke Luar Negeri 3 Kali Lipat
3 Oktober 2017
Djarot menyatakan menolak permintaan anggota DPRD, yang menginginkan biaya kunjungan anggota Dewan ke luar negeri dinaikkan hingga tiga kali lipat.
Baca SelengkapnyaFraksi Golkar Setuju Anggaran Kunjungan Luar Negeri DPR Dinaikkan
30 Agustus 2017
Ketua Fraksi Partai Golkar Robert Joppy Kardinal mengatakan Golkar setuju anggaran kunjungan luar negeri DPR dinaikkan.
Baca SelengkapnyaBURT DPR Akan ke Jerman, Berikut Tujuan dan Perkiraan Biayanya
30 Agustus 2017
BURT DPR akan melakukan lawatan ke Jerman pada 25 September hingga 2 Oktober mendatang.
Baca SelengkapnyaDPR Anggarkan Kunjungan Luar Negeri Rp 343,5 Miliar pada 2018
30 Agustus 2017
DPR berencana menaikan anggaran kunjungan luar negeri dalam RAPBN 2018 hingga 70 persen dari anggaran 2017.
Baca SelengkapnyaKritik Studi Banding Pansus RUU Terorisme ke Inggris dan Irlandia
25 April 2017
Ketua Pansus Revisi UU Terorisme Muhammad Syafii membantah jika perjalanan studi banding ke Inggris dan irlandia hanya jalan-jalan belaka.
Baca SelengkapnyaLegislator Akan ke Jerman-Meksiko, Fadli Zon: Ini Diplomasi
1 Maret 2017
"Saya kira enggak buang anggaran. Kan, memang sudah dianggarkan," kata Fadli Zon.
Baca SelengkapnyaKetua DPR: Dua Komisi ke Luar Negeri tanpa Anggaran DPR
8 November 2016
Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan kunjungan Komisi Kehutanan dan Komisi Lingkungan Hidup ke luar negeri tidak dibiayai dari anggaran dewan.
Baca SelengkapnyaFadli Zon Bantah Minta Bantuan KJRI New York untuk Putrinya
28 Juni 2016
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menegaskan tak meminta apa pun untuk putrinya yang sedang berkunjung ke New York.
Baca SelengkapnyaAnggota DPRD Pelesir ke New York, Ini Daftar Nama Mereka
14 April 2016
Anggota DPRD Jawa Timur mengaku tidak tahu mengapa New York harus menjadi lokasi studi banding.
Baca Selengkapnya