TEMPO.CO, Sampang - Aparat kepolisian di daerah lain di Jawa Timur hari ini, Selasa, 1 Mei 2012, hampir sepenuhnya dikerahkan untuk mengawal aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Namun, sebanyak 125 anggota Kepolisian Resor Sampang justru ditugaskan mengamankan Gedung Pengadilan Negeri Sampang.
Hari ini dilangsungkan sidang lanjutan pemimpin Syiah Sampang, Ustad Tajul Muluk, yang didakwa melakukan tindak pidana penistaan agama. ”Pengamanan May Day tetap kami lakukan dengan menugaskan 70 personel,” kata Kepala Bagian Operasional Polres Sampang, Komisaris Alvian, kepada Tempo, Selasa, 1 Mei 2012.
Alvian mengatakan aksi buruh di Sampang tidak seramai daerah lain. Bahkan, hingga saat ini belum ada satu pun organisasi buruh yang memberitahukan adanya aksi kepada polisi.
Menurut Alvian, untuk mengamankan jalannya persidangan Ustad Tajul, aparat Polres Sampang dibantu oleh personel Brigade Mobil (Brimob) Pamekasan.
Pengamanan ketat sidang Ustad Tajul, kata Alvian, perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diiinginkan, seperti penyerangan oleh pihak yang tidak senang pada Ustad Tajul.
Diakui Alvian, sejak dilangsungkannya sidang pertama Selasa pekan lalu hingga saat ini ,kondisi keamanan di Sampang masih kondusif. Namun, pihak kepolisian menilai kasus yang menyeret Ustad Tajul ke pengadilan merupakan kasus sensitif di Sampang. “Di pengadilan personel kami sebar di tiga ring. Setiap pengunjung sidang kami periksa agar tidak ada senjata tajam dibawa masuk ke ruang sidang,” ujarnya.
Di lain pihak, Kepala Kejaksaan Negeri Sampang, Danang Purwoko, meminta media massa membantu menjaga kondusifitas Sampang. Pemberitaan tentang persidangan Ustad Tajul diharapkan menggunakan kalimat yang sejuk dan damai. “Silahkan diliput, tapi jangan menggunakan bahasa yang bersifat provokatif,” ucapnya.
Sidang lanjutan hari ini diisi agenda pembacaan eksepsi oleh terdakwa Ustad Tajul terhadap dakwaan jaksa. Menurut staf Humas Pengadilan Negeri Sampang, Syihabuddin, sidang kedua Ustad Tajul dipimpin hakim Purnomo Amin Tjahyo.
MUTSHOFA BISRI
Berita terkait
Viral Pengeroyokan, India Marak Aksi Kekerasan atas Nama Agama
27 Juni 2019
Protes kekerasan atas nama agama digelar di India, setelah gerombolan Hindu melakukan aksi pengeroyokan terhadap seorang pria Muslim pekan lalu.
Baca SelengkapnyaSETARA Curiga Kekerasan Pemuka Agama Sebagai Sebuah Rangkaian
20 Februari 2018
Hendardi mengatakan bahwa tujuan dari pihak yang melakukan penyerangan itu, yakni menciptakan instabilitas.
Baca SelengkapnyaKasus Kebaktian Pulogebang: Djarot Minta?Penghuni Rusun?Toleran
26 September 2017
Djarot mengatakan tindakan Joker membubarkan kebaktian Pulogebang tidak mencerminkan Islam yang damai dan penuh rahmat.
Baca SelengkapnyaRusun Tempat Kebaktian Pulogebang Jadi Percontohan Toleransi
26 September 2017
Setelah kasus kebaktian Pulogebang terjadi, Forum Komunikasi akan menunjuk perwakilan dari agama dan suku pada setiap blok selaku komunikator.
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Dampak Video Viral Rusuh Kebaktian Pulogebang
26 September 2017
Sukatma pun menerangkan bahwa video rusuh kebaktian Pulogebang yang viral tersebut tidak lengkap .
Baca SelengkapnyaKasus Perusuh Kebaktian Pulogebang Dianggap Selesai Setelah...
26 September 2017
Tokoh masyarakat telah membuat kesepakatan agar insiden pembubaran kebaktian Pulogebang tidak terulang.
Baca SelengkapnyaKomnas Perlindungan Anak Minta Kasus Kebaktian Pulogebang Diusut
25 September 2017
Arist?berpendapat, menjalankan ibadah, termasuk kebaktian?Pulogebang,?adalah hak fundamental yang dilindungi secara universal.
Baca SelengkapnyaPria Perusuh Kebaktian Pulogebang Sudah Kembali ke Rusun
25 September 2017
Pria bernama Nasoem Sulaiman alias Joker terekam kamera tengah membubarkan kebaktian Pulogebang
Baca SelengkapnyaSisi Lain Joker Si Perusuh Kebaktian Pulogebang
25 September 2017
Nasoem alias Joker rajin beribadah dan menjadi tokoh masyarakat di rusun. Dia dibawa ke kantor polisi lantaran membuat rusuh kebaktian di Pulo Gebang.
Baca SelengkapnyaBegini Permintaan Maaf Joker Telah Ganggu Kebaktian Pulogebang
25 September 2017
Tak sampai 24 jam setelah mengganggu kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Joker dihajar empat orang pria bertubuh tinggi dan besar di rumahnya.
Baca Selengkapnya