Setgab Dinilai Gagal Bangun Koalisi  

Reporter

Editor

Selasa, 3 April 2012 09:56 WIB

Pertemuan Seketariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi, di Jakarta (16/2). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Universitas Gajah Mada, Ari Dwipayana, menyatakan sikap membangkang Partai Keadilan Sejahtera dari koalisi merupakan bukti kegagalan Sekretariat Gabungan. Setgab dianggap tidak mampu membangun komunikasi politik dengan seluruh anggota koalisi. "Saya melihat chemistry politik mereka tidak nyambung dan komunikasi politik tidak jalan," ujar Ari saat dihubungi, Senin, 2 April 2012.

Menurut Ari, selain tak lancarnya komunikasi dalam koalisi, sikap berbeda PKS juga dimungkinkan dari tidak jelasnya kontrak politik yang dibangun oleh koalisi dan Setgab. Hal ini memberi peluang PKS untuk mengambil jalan berbeda dari pemerintah.

Ketidakterbukaan kontrak politik dalam koalisi ini pula yang pernah dipakai PKS untuk menekan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar tidak mengurangi jatah menterinya dari kabinet pada Oktober 2011 lalu. PKS mengancam Presiden Yudhoyono akan membuka kontrak khusus dengan Presiden mengenai dukungan dan jatah menteri jika mencopot menteri asal partainya. Namun, ancaman ini tak berhasil dan jatah menteri PKS tetap dikurangi dari empat menjadi tiga kursi.

Menurut Ari, kontrak politik yang dibangun Setgab tidak dengan tegas menjabarkan panduan perilaku anggota koalisi dalam menyikapi kebijakan pemerintah. Akibatnya, setiap partai koalisi tetap mempunyai ruang untuk berbeda. Karena itu, menurut dia, sikap berbeda PKS harus diterima sebagai bagian dari demokrasi. "Saya kira biasa saja berbeda selama tidak ada aturan main koalisi yang mengaturnya."

Kegagalan koalisi, menurut Ari, juga bisa muncul akibat dominasi dua partai saja, yaitu Demokrat dan Golkar. Akibatnya, partai pendukung lainnya merasa tidak diperlukan sehingga mengambil posisi berbeda untuk tetap eksis. "Bisa jadi ini bagian dari politik membangun citra PKS menjelang Pemilu 2014 dan itu dimungkinkan saja," ujar Ari.

Dalam rapat DPP Demokrat yang dihadiri Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah elite Demokrat meminta presiden mendepak PKS dari koalisi. Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, dalam pertemuan selama sekitar tiga jam itu sejumlah pengurus menyampaikan keluhan atas sikap PKS di koalisi. Dia pun meminta SBY segera mencoret PKS dari koalisi. "Kami merasa Presiden bisa bekerja dan mengambil keputusan," ujarnya.

Munculnya keinginan Partai Demokrat sebagai partai pemenang pemilu 2009 untuk mengeluarkan PKS dari koalisi, menurut Ari, akan sulit terjadi. Apalagi keputusan melanjutkan koalisi atau tidak tergantung dari Presiden Yudhoyono sebagai Ketua Setgab dan tergantung PKS sendiri. "Kalau Presiden berani bisa saja. Ini juga wacana sudah lama, tapi kan belum juga terjadi."

Dalam rapat paripurna DPR, PKS berbeda sikap dengan lima partai koalisi lainnya yang menyetujui pemerintah menaikkan harga BBM asalkan harga minyak mentah Indonesia naik minimal 15 persen selama enam bulan. PKS sependapat dengan tiga partai oposisi yang tak ingin pemerintah menaikkan harga. Tiga partai itu adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Hanura.

IRA GUSLINA SUFA



Berita terkait
Kekesalan SBY terhadap PKS Memuncak
PDIP : Partai Koalisi Amburadul
PKS Klaim Dulu Masuk Koalisi Karena Diminta SBY
Pertemuan Menteri di Cikeas Bahas Nasib Koalisi
PAN Juga Ikut Pertanyakan Komitmen PKS di Setgab
Marzuki Alie Bilang Disakiti PKS di Twitter
PKB Semprot Kelakuan PKS

Berita terkait

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

1 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

6 hari lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

8 Januari 2022

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

SBY ikut menyaksikan kemennagan Bogor LavAni atas Kudus Sukun Badak dalam laga Proliga 2022 di Sentul, Sabtu, 8 Januari.

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

6 Januari 2022

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

Bogor LavAni, yang didirikan SBY, bakal melakukan debut dalam kompetisi bola voli paling bergengsi PLN Mobile Proliga 2022.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

2 November 2021

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

Kanker prostat menyasar pria dewasa sampai berusia lanjut. Apa saja gejala kanker prostat?

Baca Selengkapnya

Kanker Prostat Adalah Populer Sejak Muncul Kabar SBY Akan Berobat ke Luar Negeri

2 November 2021

Kanker Prostat Adalah Populer Sejak Muncul Kabar SBY Akan Berobat ke Luar Negeri

Sejak tersiar kabar Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengidap kanker prostat, masyarakat mencari tahu kanker prostat adalah.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat DKI Siap Lawan Upaya Makar terhadap AHY

4 Februari 2021

Partai Demokrat DKI Siap Lawan Upaya Makar terhadap AHY

Taufik menuturkan DPD Partai Demokrat dan DPC Demokrat wilayah di DKI telah meneken surat kesetiaan dan kebulatan tekad untuk setia dan mendukung AHY.

Baca Selengkapnya