Korban Insiden Bima Ditembak dari Jarak Dekat  

Reporter

Editor

Rabu, 28 Desember 2011 07:50 WIB

Awaludin, warga Desa Rato Lambu yang jadi korban penembakan oleh aparat, pada insiden pembubaran demonstran di Pelabuhan Sape, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, NTB Sabtu (24/12).

TEMPO.CO, Jakarta - Dari hasil otopsi terhadap dua korban tewas dalam pembubaran massa di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat, terungkap bahwa korban ditembak dari jarak dekat. Juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, mengatakan kedua korban tertembak di bagian pinggang kanan tembus hingga ke dada kiri.

”Tidak ada peluru yang bersarang di dalam tubuh. Artinya, peluru lewat, tembus,” ujar dia di kantornya, Selasa, 27 Desember 2011. Kedua mayat korban ditemukan sekitar 600 meter di luar area pelabuhan Sape.

Aksi warga menolak izin operasional pertambangan milik PT Sumber Mineral Nusantara dengan memblokade Pelabuhan Sape pada Sabtu lalu berakhir rusuh. Polisi membubarkan paksa para warga yang menduduki dermaga penyeberangan Sape. Setidaknya—versi polisi—dua warga warga tewas tertembak dan puluhan lainnya luka-luka.

Saud belum bisa memastikan ada-tidaknya prosedur yang dilanggar dalam pembubaran massa tersebut. Alasannya, polisi masih menyelidiki penyebab kematian korban dengan melakukan pemeriksaan silang terhadap aparat yang bertugas di daerah ditemukannya mayat tersebut.

Dia menjelaskan, tim pengawas internal Mabes Polri telah memeriksa personel polisi yang bertugas di sana. Menurut dia, anggota Brimob yang bertugas di sana 20 orang, yakni dari Sabhara 18 orang dan dua orang perwira lapangan. “Tim pengawas internal menggunakan rekaman video sebagai petunjuk pemeriksaan,” ujarnya. Dalam video itu, kata dia, akan terlihat siapa saja yang memukul dan menendang massa.

Selain itu, dia melanjutkan, sembilan pucuk senjata yang digunakan untuk membubarkan massa telah dikirim ke laboratorium forensik untuk diperiksa. Namun, Saud mengatakan belum mendapatkan hasil pemeriksaan tersebut. Kendati begitu, dia memastikan pemeriksaan dilakukan secara profesional dan transparan. ”Kami siap diaudit. Terhadap anggota yang bersalah, kami akan menindak tegas.”

Sejumlah kalangan menilai, tindakan polisi di Bima tidak sesuai dengan tugasnya sebagai polisi sipil. Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menilai polisi seharusnya mengutamakan dialog atau imbauan. ”Tidak malah menggunakan tindakan militer,” ujarnya kemarin.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane. Menurut dia, dalam prosedur operasi standar pengendalian aksi massa, harus ada tahapan. Misalnya penggunaan pasukan tameng, gas air mata, water cannon, peluru hampa, dan peluru karet. "Tapi mengendalikan massa di Sape tidak digunakan gas air mata dan water cannon,” kata Neta.

Karena itu, mereka mendesak Markas Besar Polri mencopot Kepala Polda Nusa Tenggara Barat dan Kepala Polres Bima. Pencopotan keduanya dianggap dapat meredam situasi seusai bentrokan tersebut. Bambang mengatakan, situasi akan membaik jika kedua pejabat itu dicopot. ”Masyarakat kini membutuhkan figur polisi yang lebih mementingkan dialog,” katanya.

Adapun Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan Kepala Polda Nusa Tenggara Barat tak akan dicopot. Begitu pula Kepala Polres Bima. Menurut Boy, yang ada justru penguatan kedua kepolisian tersebut. ''Ada langkah-langkah penguatan terhadap Polres Bima dan Polda NTB,'' katanya.

INDRA W | ARYANI K | TRI S | NUR A | SUKMA

Berita terkait:
Empat Tersangka Ricuh Bima di Bawah Umur
Polisi Diduga Tembak Warga yang Sudah Menyerah
Walhi: Korban Bentrok di Bima 5 Orang Tewas
Di Bima, Polisi Hamburkan Peluru Tajam
Insiden Mesuji-Bima, Komnas HAM Bentuk Tim Agraria

Berita terkait

Bentrokan Maut Empat Lawang, 4 Polisi Ditusuk

1 Agustus 2019

Bentrokan Maut Empat Lawang, 4 Polisi Ditusuk

Tim Polda Sumatera Selatan masih memburu provokator bentrokan warga vs polisi.

Baca Selengkapnya

Warga Pulau Pari Terlibat Bentrok dengan Polisi

20 November 2017

Warga Pulau Pari Terlibat Bentrok dengan Polisi

Ony menduga penyegelan yang berujung bentrok tersebut dilakukan atas pengaduan Pintarso Adijanto.

Baca Selengkapnya

Bakar 6 Motor Polisi, 18 Mahasiswa Unismuh Makassar Buron  

1 Januari 2017

Bakar 6 Motor Polisi, 18 Mahasiswa Unismuh Makassar Buron  

Polisi menetapkan tersangka empat mahasiswa yang masih aktif.

Baca Selengkapnya

Dora Kembali Minta Maaf, Aiptu Sutisna Akan Cabut Laporan  

23 Desember 2016

Dora Kembali Minta Maaf, Aiptu Sutisna Akan Cabut Laporan  

Sutisna mengatakan sudah menyampaikan perdamaiannya dengan Dora kepada Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Iriawan.

Baca Selengkapnya

Bentrok Petani Vs Polisi di Majalengka, 3 Jadi Tersangka  

23 November 2016

Bentrok Petani Vs Polisi di Majalengka, 3 Jadi Tersangka  

Polisi berujar, tersangka berusaha menghalang-halangi dan melukai aparat saat proses pengukuran lahan Bandara Internasional Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Bentrok Pembebasan Lahan BIJB, PKB: Harus Dialogis

19 November 2016

Bentrok Pembebasan Lahan BIJB, PKB: Harus Dialogis

Politikus PKB Maman Imanulhaq mendesak aparat untuk bertindak profesional tidak represif dan mengedepankan pendekatan persuasif.

Baca Selengkapnya

Pengukuran Lahan Bandara di Majalengka Diwarnai Bentrokan  

17 November 2016

Pengukuran Lahan Bandara di Majalengka Diwarnai Bentrokan  

Polisi menembakkan gas air mata agar warga menjauhi lokasi pengukuran.

Baca Selengkapnya

Kisah Korban Rusuh Penjaringan, Mobil Dikejar dan Dirusak  

5 November 2016

Kisah Korban Rusuh Penjaringan, Mobil Dikejar dan Dirusak  

Pria keturunan Tionghoa itu mengalami peristiwa mengerikan saat melintas depan apartemen Mitra Bahari, Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya

Penjarahan di Penjaringan, Polisi Tangkap 15 Orang  

5 November 2016

Penjarahan di Penjaringan, Polisi Tangkap 15 Orang  

Mabes Polri menyatakan penjarahan yang terjadi di Penjaringan murni tindakan kriminal.

Baca Selengkapnya

PT Pertiwi Lestari Bantah Memburu Petani Karawang

19 Oktober 2016

PT Pertiwi Lestari Bantah Memburu Petani Karawang

PT Pertiwi Lestari membantah memburu dan menangkap petani Karawang dan meminta pihak lain agar menghormati proses hukum.

Baca Selengkapnya