TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Nazaruddin, terdakwa kasus suap Wisma Atlet SEA Games, Palembang, akhirnya memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia berjanji akan membeberkan semua yang diketahuinya kepada penyelidik KPK. "Nanti saya jelaskan dulu di dalam (penyidik)," kata Nazaruddin di pelataran kantor KPK, Kamis, 22 Desember.
Namun demikian, bekas Bendahara Partai Demokrat itu menolak menjelaskan apa saja yang bakal disampaikan kepada penyidik. Ia hanya diam sambil berjalan ke ruang tunggu pemeriksaan KPK.
Nazaruddin mendatangi KPK sekitar pukul 14.00 WIB. Ia datang dengan mengenakan batik biru dipadu dengan celana hitam. Turun dari mobil tahanan, ia tampak tak didampingi pengacaranya.
Elza Syarif, pengacara Nazaruddin, saat dikonfirmasi menolak berkomentar soal pemeriksaan kliennya. Ia berdalih sedang sibuk menghadiri sebuah pertemuan di Markas Besar Polri. "Nanti saja ya," ucap dia di akhir percakapan via telepon. Nazaruddin diperiksa dalam sebuah kasus yang masih dalam tahap penyelidikan KPK. Sumber Tempo menyebutkan kasus itu adalah proyek pusat pendidikan, pelatihan, dan sekolah olahraga di Bukit Hambalang, Jawa Barat. Proyek ini dikerjakan pada 2010 dengan dana Rp 1,2 triliun.
Kasus ini mencuat setelah Nazaruddin menjadi buron KPK. Dalam pelariannya, ia mengaku telah mengalirkan duit ke Kongres Demokrat sebesar Rp 50 miliar di Bandung, tahun lalu. Duit itu, bersumber dari perusahaannya PT Permai Grup, yang salah satu anak usahanya ikut mengelola proyek Hambalang. Namun belakangan Yulianis, bekas Direktur Keuangan PT Permai, menyatakan duit ke Demokrat Rp 30 miliar plus US$ 5 juta.
Baik Nazar maupun Yulianis menyebut duit itu untuk memenangkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Demokrat. Namun, Anas membantah pernyataan keduanya. Nazaruddin kembali membeberkan bahwa terdapat duit US$ 6,9 juta yang mengalir dalam kongres tersebut. Duit itu, kata Nazar, disebarkan langsung oleh Anas ke kader Demokrat. Menurut Nazar, duit itu berasal dari commitment fee PT Adhi Karya kepada Anas. PT Adhi adalah salah satu pengelola proyek Hambalang.
TRI SUHARMAN
Berita terkait
MA Kurangi Hukuman Eks Gubernur Riau Rusli Zainal 4 Tahun
23 November 2017
MA kabulkan peninjauan kembali (PK) mantan gubernur Riau Rusli Zainal. Hakim Agung mengkorting masa hukuman Rusli Zainal 4 tahun.
Baca SelengkapnyaPengusaha, Kontraktor Wisma Atlet Dituntut 7 Tahun Penjara
30 Oktober 2017
Mantan Direktur PT DGI, Dudung Purwadi, adalah terdakwa kasus korupsi proyek rumah sakit di Universitas Udayana dan pembangunan Wisma Atlet Palembang.
Baca SelengkapnyaAngelina Sondakh Beberkan Jatah Komisi Proyek untuk Politikus DPR
30 Agustus 2017
Angelina Sondakh membeberkan bagaimana budaya bagi-bagi jatah terkait proyek terjadi di DPR.
Baca SelengkapnyaPT DGI Dituding Terima Komitmen Fee, Sandiaga Uno: Naudzubillah
30 Agustus 2017
Sandiaga Uno membantah PT DGI menerima commitment fee terkait dengan sejumlah proyek.
Baca SelengkapnyaJadi Komisaris, Sandiaga Uno Tak Tahu PT DGI Garap Wisma Atlet
30 Agustus 2017
Wakil Gubernur DKI terpilih, Sandiaga Uno, tak tahu-menahu mengenai proyek pembangunan Wisma Atlet Palembang dan alat kesehatan RS Universitas Udayana.
Baca SelengkapnyaKasus Wisma Atlet, Saksi: Nazaruddin Tersohor di Dunia Konstruksi
23 Agustus 2017
Nama mantan bendahara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, kembali disebut-sebut dalam sidang korupsi proyek Wisma Atlet di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaAngelina Sondakh: Saya Sudah Jadi Debu di Atas Keset
6 Januari 2016
Selama bekerja di Banggar, Angie mengaku hanya mendengar komando dari Nazaruddin.
Baca SelengkapnyaJadi Saksi, Angelina Sondakh: Saya Ikuti Arahan Nazaruddin
6 Januari 2016
Duduk di ujung sebelah kiri, Angie memberikan kesaksian terkait dengan pekerjaannya selama menjadi anggota Badan Anggaran DPR di bawah kepemimpinan Nazaruddin.
Baca SelengkapnyaHeboh Atur Skor Bola, Begini Langkah Kemenpora
19 Juni 2015
Tim Sembilan pernah bertemu dengan seseorang berinisial BS pada awal Maret lalu.
Baca SelengkapnyaAlex Noerdin Bungkam Ditanya Fee 2,5 Persen
20 April 2015
Alex mengacuhkan pertanyaan wartawan dan memilih langsung naik ke mobil Toyota Innova warna hitam.