TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswa sekolah dasar kelas 6 di Kendari tewas setelah mengkonsumsi obat yang diduga narkoba. Siswa yang belum diketahui namanya tersebut menjadi bagian dari sekitar 50 orang yang menjadi korban narkoba tersebut.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari Murniati mengatakan, dari jumlah tersebut, 30 di antaranya adalah remaja berstatus pelajar.
"Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Hingga saat ini, jumlahnya sudah 50 orang," katanya di Kendari, Rabu malam, 13 September 2017.
Sebelumnya, para korban tersebut dirawat di rumah sakit setelah mengalami kejang-kejang dan halusinasi. "Kita masih selidiki jJenis obatnya. Untuk data sementara, ada 30 orang yang dirawat dan tersebar di beberapa rumah sakit, seperti Rumah Sakit Jiwa Kendari, Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Abunawas, Rumah Sakit Ismoyo, dan Rumah Sakit Bahteramas," ujarnya di RSJ Kendari.
Perihal kejadian ini terjadi bersamaan, Murniati belum dapat memastikan penyebabnya. Korban yang sadar juga masih belum bisa memberikan keterangan rinci perihal konsumsi barang tersebut. Begitu juga terkait dengan konsumsi obat itu secara bersama.
"Jadi, untuk keterangan awal, barang tersebut didapatkan dari sumber yang berbeda, ada yang dalam bentuk minuman penambah stamina, bir, wiski, serta tablet. Semua bahan-bahan tersebut dicampur jadi satu," ucapnya.
Dia menambahkan, saat ini, BNN Kendari bersama BNN Provinsi Sulawesi Tenggara dan kepolisian tengah melakukan pengembangan kasus untuk penyelidikan lebih lanjut. Murniati menuturkan ada korban yang menyebutkan sejumlah nama yang diduga kuat sebagai penyalur atau pengedar obat yang dikonsumsi para korban itu.
Murniati juga mengimbau masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak usia remaja dan anak-anak, berhati-hati dengan tidak menerima pemberian barang yang mencurigakan dari orang yang tak dikenal ataupun dikenal.
ROSNIAWANTY FIKRI