TEMPO.CO, Solo -Pemerintah Kota Surakarta merestorasi bangunan kuno Loji Gandrung yang menjadi rumah dinas wali kota. Perbaikan di bagian atap itu menelan anggaran hingga Rp 2,3 miliar.
Atap Loji Gandrung yang terbuat dari kayu itu sudah lapuk dan banyak yang bocor. "Perbaikan kami fokuskan di bagian atap dan plafon," kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Budi Yulistyanto, Jumat, 11 Agustus 2017.
Baca: Pemerintah Surakarta Bakal Merestorasi Bunker Kuno di Balai Kota
Kerusakan atap itu membuat beberapa rangka serta plafon yang ada di bawahnya juga ikut lapuk. Menurut Budi, kerusakan atap harus segera diperbaiki agar tidak menjalar ke bagian lain. "Atap akan kami ganti dengan bahan yang sama," kata Budi.
Menurutnya, bangunan Loji Gandrung merupakan bangunan cagar budaya yang harus dijaga keasliannya. Karena itu restorasi atap juga melibatkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah. "Mereka kami libatkan baik dalam perencanaan hingga proses pengerjaan," katanya.
Simak: Revitalisasi Ndalem Joyokusuman Memerlukan Dana Rp25 Miliar
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan Loji Gandrung perlu diperbaiki karena akan dijadikan ruang publik. "Masyarakat nantinya bebas masuk ke rumah ini," katanya.
Langkah dalam menjadikan Loji Gandrung sebagai ruang publik telah dimulai dengan membongkar pagar bagian depan. Menurut Rudyatmo, pembongkaran pagar bertujuan agar gedung itu semakin terbuka. "Nanti wali kota bisa tidur di mana saja," katanya.
Lihat: Kementerian PUPR Restorasi Danau Rawa Pening
Pada masa kolonial Loji Gandrung milik pengusaha Belanda yang sering digunakan untuk pesta dan dansa. Sedangkan di era kemerdekaan, bangunan itu pernah digunakan sebagai markas militer. Gubernur militer Gatot Subroto pernah berkantor di gedung tersebut.
AHMAD RAFIQ