TEMPO.CO, Jakarta - Polisi ternyata sudah merampungkan sketsa wajah yang diduga menyerang Novel Baswedan. Meski begitu, Polisi masih menunggu Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memeriksa Novel Baswedan untuk mengkonfirmasi sosok yang diduga menyerangnya. Pemeriksaan rencananya akan dilakukan di Singapura, mengingat Novel masih berada di negara itu untuk menjalani perawatan atas matanya yang disiram air keras oleh orang tak dikenal.
" Kami masih menunggu jadwal dari KPK yang sedang minta izin pada dokter di sana," kata Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya kepada Tempo, Minggu 30 Juli 2017.
BACA: Video Penyerangan Novel, Eksklusif di Tempo.co Senin Pukul 08.00
Menurut Argo, keterangan Novel Baswedan dibutuhkan untuk melengkapi keterangan dari saksi-saksi lain yang telah diperiksa. Apalagi Novel adalah korban yang mengalami kejadian penyiraman tersebut sehingga kesaksiannya dibutuhkan. Sejauh ini, polisi telah memeriksa sekitar 52 saksi.
Sketsa para pelaku itu berasal dari keterangan sejumlah saksi. Mereka adalag orang-orang yang berada di sekitar rumah Novel Baswedan.. Saksi pertama melihat orang mencurigakan di jembatan dekat rumah Novel. Saksi kedua orang mencurigakan di tempat wudhu masjid yang digunakan Novel shalat subuh sedangkan saksi ketiga melihat orang mencurigakan duduk di motor, dekat rumah Novel.
Baca: Soal Jenderal Polisi dalam Kasus Novel Baswedan, Ini Kata Kapolri
Argo mengatakan pihaknya baru membuat sketsa itu setelah mendapat kesaksian dari para saksi soal orang mencurigakan yang diduga pelaku. Namun para saksi itu tak memiliki barang bukti sehingga polisi perlu membuat sketsa untuk menggambarkan sosok yang dilihat para saksi.
Meski akan dipublikasikan ke masyarakat, Argo mengatakan pihaknya tidak akan memperlihatkan sketsa tersebut kepada Novel. "Sementara ini akan kami perlihatkannya ke masyarakat," kata dia. Jika ke depan dibutuhkan, menurut dia, tak menutup kemungkinan sketsa wajah tersebut akan diperlihatkan juga pada Novel Baswedan.
NINIS CHAIRUNNISA