TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Taufik Kurniawan mengatakan perayaan Idul Fitri tahun ini berkesan lantaran dirayakan di tengah kegaduhan politik dan berbagai tantangan di kehidupan masyarakat. Menurut Taufik, beberapa pihak beranggapan kondisi kebangsaan saat ini sedang berada di titik yang mengkhawatirkan.
"Berbagai serangan komentar antaranak bangsa terjadi dalam dunia maya maupun dunia nyata sehingga tidak jarang terjadi gesekan, namun alhamdulillah tidak meluas," katanya lewat pesan singkat, Ahad, 25 Juni 2017.
Baca: Idul Fitri 2017, Jokowi Diberi Buku Hingga Surat Saat Open House
Ia menghimbau agar momen Idul Fitri ini dimanfaatkan untuk introspeksi kebangsaan dan diri sendiri. "Apa yang sudah dilakukan masing-masing untuk kemajuan bangsa Indonesia?" ucapnya.
Politikus Partai Amanat Nasional ini mengatakan selayaknya semua anak bangsa tanpa mengenal suku, agama, ras, dan antargolongan harus bisa bergandengan tangan serta bahu membahu membangun semangat persatuan dalam bingkai kebinekaan. Menurut Taufik, momen Idul Fitri ini dapat menjadi titik tolok mencapai tujuan tersebut.
"Masyarakat harus ingat bahwa bangsa Indonesia menjadi besar bukan atas jasa segelintir golongan, melainkan semua anak bangsa sehingga semangat kebangsaan harus terus kita gelorakan," ujarnya.
Baca: Idul Fitri, Filipina Umumkan Gencatan Senjata 8 Jam di Marawi
Tradisi silaturahmi dalam perayaan Idul Fitri, kata Taufik, menjadi salah satu tiang ukhuwah kebangsaan karena di dalamnya terdapat dialog yang harmonis di antara sesama dengan latar belakang kebinekaan yang beragam. Selain itu, dalam perayaan Idul Fitri ini, keikhlasan tiap anak bangsa dibutuhkan sehingga antar-sesama bisa saling memaafkan segala kesalahan yang pernah dibuat untuk kemudian menjadi pribadi yang unggul.
Ia menambahkan, ke depan bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan pribadi yang unggul dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, namun unggul dalam keimanan dan ketakwaan. "Ilmu agama dan ilmu pengetahuan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Dua hal itu yang harus ada dalam diri masyarakat Indonesia sehingga menjadi pribadi yang unggul," katanya.
AHMAD FAIZ