TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar tasyakuran 74 tahun hari kemerdekaan Indonesia di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, pada Ahad, 4 Juni 2017. Namun tak seperti umumnya menggunakan kalender nasional, tasyakuran ini didasarkan pada kalender hijriah.
"Kita ingatnya (kemerdekaan) tanggal 17 Agustus. Padahal ada hal penting yang tidak kita ingat, tanggal itu bertepatan bertepatan dengan 9 Ramadan 1364 hijriah. Artinya kemerdekaan Indonesia, diproklamirkan di bulan puasa," kata Presiden PKS Sohibul Iman, saat membuka acara itu.
Sohibul mengatakan tasyakuran ini tidak berniat untuk mengganti perayaan hari kemerdekaan yang telah ditetapkan pemerintah. Tiap tanggal 17 Agustus, Sohibul menyebut PKS juga selalu ikut merayakan hari proklamasi Indonesia tersebut.
Namun ia menegaskan bahwa hal ini sangat penting untuk diingat, khususnya bagi umat muslim. "Sebagaimana dulu zaman Nabi Muhammad SAW, banyak kemenangan besar terjadi di bulan Ramadan. Itu pelajaran puasa di bulan Ramadan," kata Sohibul.
Kegiatan itu diisi orasi kebangsaan oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid. Beberapa pejuang kemerdekaan dulu juga diundang dan ikut bercerita. Hadir pula ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini.
Kegiatan dibuka dengan pembacaan doa, pembacaan proklamasi, dan nyanyian Indonesia Raya. Terakhir, para veteran diberikan penghargaan.
Dalam orasinya, Hidayat mengatakan kegiatan yang digelar PKS ini sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang jatuh di bulan Ramadan. "Berkahnya (hari kemerdekaan) itu jatuh di hari Jumat dan di bulan Ramadan," kata Hidayat.
EGI ADYATAMA