TEMPO.CO, Jakarta -Momentum Hari Kartini identik pula dengan penampilan berkebaya dan bersanggul. Para perajin tradisional sanggul di Brebes mampu menghasilkan aneka model sanggul yang bisa dipilih konsumen.
Ya, Hari Kartini membawa berkah bagi perajin sanggul di Brebes, Jawa Tengah. Orderan mereka meningkat dua kali lipat dibanding hari biasanya. Dalam sehari, mereka bisa menjual aksesoris kepala tersebut sebanyak 100 biji. “Biasanya paling 50 biji sehari,” kata Windi Yulia Karisma, seorang perajin sanggul, Kamis, 20 April 2017 di Brebes.
Baca : Kartini: Saya Adalah Anak Budha
Windi mengatakan orderan mulai ramai satu bulan sebelum Hari Kartini tiba pada 21 April. Biasanya, pemesan datang dari berbagai daerah seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan sejumlah kota lainnya.
Bukan hanya sanggul Jawa, berbagai model dan jenis sanggul diproduksi oleh Windi. Mulai dari Sanggul Syahrini, Soimah, dan Keong Racun. Model sanggul itu dibuat dengan ukuran kecil, sedang, hingga besar.
Saat Hari Kartini, produksi sanggul ukuran kecil sehari bisa mencapai 100 biji. Kalau yang sedang dan besar sebanyak 50 biji. Harganya berkisar antara Rp 5.000 hingga 75 ribu per biji.
Simak : Misteri Kematian Kartini pada 30 Menit Terakhir, karena Diracun?
Selain momentum Hari Kartini, bulan yang cukup banyak yang order sanggul adalah saat peringatan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus. Pada momentum itu, dia menambah karyawan dari empat menjadi enam orang.
Sri, seorang perajin lainnya mengatakan, saat Hari Kartini, para pembeli banyak memesan model sanggul Jawa. “Tapi kalau Agustus banyak yang pesan model modifikasi. Karena untuk mayoret atau untuk pawai,” katanya.
Dia mengungkapkan, orderan tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu. Pada 2016 lalu di bulan yang sama, orderan bisa sampai 200 biji per hari. “Mungkin karena tahun ini berdekatan dengan ujian nasional, jadi sekolah banyak yang libur dan tidak memperingati hari kartini,” katanya.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ
Baca juga : Ahok Kalah Pilkada DKI, Ini Harapan Masyarakat Bangka Belitung