TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Kepolisian Negara Republik Indonesia Brigadir Jenderal Rikwanto di Markas Besar Polri mengungkapkan salah seorang teroris yang tewas dalam penyergapan di Cilegon, Banten, kemarin, bernama Nanang Kosim.
Dalam aksi terorisme, Rikwanto mengatakan mendiang Nanang diduga pernah mengikuti pertemuan aksi teror di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 20-25 November 2015. "Nanang sebagai pengajar teknik persenjataan," kata Rikwanto melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 23 Maret 2017.
Baca juga:
Penangkapan Terduga Teroris Banten, Polisi Geledah Rumah Istri
Nanang, kata Rikwanto, juga berperan dalam perencanaan pelatihan militer di Halmahera, Maluku Utara, sebagai basis pelatihan militer kelompok Anshor Daulah menggantikan Poso dan pembelian senjata M16 untuk kelompok tersebut sejak 2015.
Selain itu, Rikwanto menyebutkan Nanang menyembunyikan Abu Asybal dalam pelarian pasca-serangan Bom Thamrin pada 2016. "Bersama dengan Fajrun melakukan latihan membuat bom di Gorontalo tahun 2016," katanya.
"Ia juga mengetahui dan menyembunyikan Andi Bakso, pelaku bom gereja di Samarinda," ujar Rikwanto. Nanang Kosim bisa dikatakan menjadi salah satu simpul berbagai aksi terorisme di Indonesia, terror Thamrin di Jakarta dan bom gereja di Samarinda. Selain juga melakukan pelatihan militer di Halmahera.
Cilegon kemarin siang menjadi akhir perjalanan Nanang Kosim. Mayatnya telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Petugas mengamankan satu pucuk senjata api jenis FN dan satu tas hitam sebagai barang bukti.
S. DIAN ANDRYANTO | ANTARA
Video Terkait: