TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dijadwalkan berangkat ke India untuk memberi pidato tentang penanganan terorisme. Dia diagendakan berangkat Senin, 13 Maret 2017, dan baru kembali ke Indonesia pada Rabu mendatang.
"Malam ini, saya berangkat ke India untuk menjadi pembicara, memberikan keynote speech pada pertemuan internasional untuk membahas terorisme," ujar Wiranto di depan kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 13 Maret 2017.
Baca:
Bom Bandung, Markas Polda Jabar dan Densus 88 Sempat Dibidik Yayat cs
Polisi Masih Periksa 9 Terduga Teroris yang Ditangkap di Tolitoli
Menurut Wiranto, Indonesia adalah salah satu negara yang diakui dunia dalam melawan terorisme. Pengakuan itu, ujar dia, juga datang dari Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan, yang ditemui Wiranto pagi tadi.
"Artinya, Amerika dan Indonesia bersedia bertukar pengalaman menangani terorisme," ucap Wiranto.
Wiranto, dalam pertemuan dengan Donovan selama sekitar satu jam di kantornya, menuturkan Amerika sangat menyoroti isu terorisme.
Purnawirawan jenderal TNI ini mengaku sempat berbagi informasi mengenai cara Indonesia menghadapi perkembangan keamanan nasional, khususnya saat pemilihan kepala daerah serentak.
Simak: Tangkal ISIS, BNPT Diminta Pantau Kondisi WNI di Sudan
"Juga kita bicarakan soal perkembangan Islam di Indonesia. Amerika sangat mengapresiasi hal yang menyangkut toleransi beragama, dan saya jelaskan latar belakang toleransi itu bisa muncul," kata Wiranto.
Terobosan terbaru Wiranto dalam penanganan terorisme adalah pembentukan Satuan Tugas Melawan Provokasi Agitasi Propaganda (Satgas Lawan Proapro). Satuan itu dibentuk sebagai upaya pemerintah mengantisipasi terorisme yang merebak lewat dunia maya.
Berita palsu dan propaganda terkait dengan terorisme, menurut dia, mengganggu eksistensi negara. Fenomena beredarnya kabar bohong atau hoax pun berpotensi merusak kerukunan. "Ada yang mau memisahkan rakyat dengan pemerintah. Ada upaya propaganda seperti itu, sehingga harus kami redam," tutur Wiranto di Jakarta pada 16 Februari 2017.
YOHANES PASKALIS
Baca juga: Kasus E-KTP, KPK Buka Peluang Adanya Tersangka Baru