TEMPO.CO, Cirebon - Dua anak tewas tertabrak kereta api di Cirebon, Jawa Barat, Ahad, 26 Februari 2017. Mereka sempat terlempar satu setengah kilometer dari titik mereka tertabrak.
Kepala Kepolisian Resor Cirebon Ajun Komisaris Besar Risto Samodra membenarkan adanya kejadian tersebut. “Jenazah dua anak yang tewas saat ini masih berada di RSUD Gunung Jati, Cirebon,” kata Risto.
Berita lain: Bus Masuk Jurang di Tawangmangu, 6 Penumpang Tewas
Kecelakaan bermula saat lima anak tengah bermain dan asyik berfoto di tengah rel, tepatnya di KM 239+3/4 yang masuk Desa Karanganyar, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, sekitar pukul 12.30 WIB. Saat asyik bermain, tiga anak tidak mendengar datangnya kereta api pengangkut semen yang berangkat dari Stasiun Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, menuju Brambanan, Solo.
Dua bocah berhasil menyelamatkan diri, tapi dua anak lainnya tertabrak kereta api hingga terlempar ke saluran irigasi.
Setelah sempat hanyut dan dilakukan pencarian, kedua jenazah anak yang terlempar tersebut ditemukan sekitar satu setengah kilometer dari titik mereka tertabrak. Adapun dua korban tewas masing-masing atas nama Riska Tri Hanipa, 13 tahun, warga Desa Karangasem RT 04 RW 02, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, serta Lili Andiani bin Eno Sutisno, 12 tahun, warga Desa Karangasem, Blok Pamijen RT 02 RW 03, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon.
Selain yang selamat dan tewas, ada seorang anak yang mengalami luka-luka bernama Aluya Febrianti bin Wawan, 13 tahun, yang beralamat di Desa Karangasem RT 03 RW 04, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon. Aluya mengalami luka akibat terembus tiupan angin kereta api. Semua korban merupakan siswa SDN 01 Karangasem, Kabupaten Cirebon. Aluya dirawat di RSUD Waled, Kabupaten Cirebon.
Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasi (Daop) III Cirebon Krisbiyantoro menjelaskan bahwa untuk korban yang mengalami luka-luka sebelumnya sudah sempat dirawat di RSUD Waled, Kabupaten Cirebon. “Korban mengalami patah tulang di tangan kiri,” kata Kris. Namun saat ini korban sudah diambil oleh keluarganya untuk menjalani pengobatan alternatif patah tulang.
IVANSYAH