TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah serius memerangi berita bohong atau hoax di internet dan media sosial pasca insiden beredarnya kabar palsu masuknya jutaan tenaga asing asal Cina tahun lalu. Hari ini, sejumlah pegiat media massa di Kantor Staf Kepresiden dalam program literasi tata krama di dunia maya.
"Tadi ngumpul bersama netizen soal literasi di media sosial agar ada tata krama, agar medsos tidak jadi tempat saling hujat, fitnah, dan hoax," kata Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki di Istana Kepresidenan, Selasa, 10 Januari 2017.
Sejumlah langkah tengah digiatkan oleh Presiden Joko Widodo untuk memerangi hoax, seperti membentuk Badan Cyber Nasional hingga melakukan sosialisasi (program literasi) ke netizen tentang bahaya hoax.
Teten mengklaim program literasi yang berlangsung hari ini sebagai sebuah kesuksesan. Sebab, hampir semua netizen atau pegiat media sosial yang hadir sepakat dengan pemahaman tata krama dunia maya yang diberikan.
Teten berharap respon positif itu bisa menyebar luas di dunia mayamengingat para penggiat media sosial yang hadir memiliki banyak pengikut. Dengan begitu, dunia maya atau media sosial ke depannya menjadi tempat positif untuk berinteraksi.
"Sekarang ini kan di dunia maya ada standar moral ganda. Kalau di medsos orang itu mencaci maki, tapi biasanya dia biasa-biasa saja. Hanya di medsos menjadi galak," kata dia.
ISTMAN MP
Baca juga:
Kasus Penistaan Agama, Lima Saksi Ini Akan Memojokkan Ahok
Sandy Tumiwa Pusing Lihat Tessa Kaunang di Teve
Kabur dari KPK, Anak Bupati Klaten Minta Maaf kepada Sejawat