TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpendapat mewabahnya fenomena berita palsu atau hoax wajar seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat. Bahkan ia mengaku kerap menjadi korban hoax.
"Sangat mudah untuk bikin hoax-hoax seperti itu di seluruh negara. Saya juga sering jadi korban kan," kata Prabowo di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Ahad, 8 Januari 2017.
Prabowo mengimbau masyarakat bersikap kritis terhadap informasi yang beredar. "Jangan langsung lihat di YouTube, habis itu percaya," kata Prabowo.
Sementara itu, sebuah kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Masyarakat Anti Hoax dan Fitnah Indonesia membuat gerakan Turn Back Hoax secara serentak di enam kota, yaitu Jakarta, Bandung, Wonosobo, Solo, Semarang, dan Surabaya, pada Minggu, 8 Januari 2017. Acara itu mengajak masyarakat melawan berita bohong dan menandatangani deklarasi anti-hoax.
Baca juga:
Yenni Wahid: Pemikiran Toleransi ala Gus Dur Diperlukan
Begini Pembuat Hoax Bekerja (4), Kisah Sari Roti 'Gratis'
Ketua Masyarakat Indonesia Anti-Fitnah Septiaji Nugroho menyatakan generasi milenial adalah generasi yang paling rentan terhadap hoax. "Sangat disayangkan kalau Indonesia yang harusnya bisa menikmati bonus demografi pada 2030 nanti justru diisi orang-orang yang tidak cerdas," katanya dalam acara deklarasi anti-hoax di kawasan Bundaran HI, Jakarta, 8 Januari 2017.
Aji–sapaan akrab Septiaji–mengatakan kegiatan tersebut merupakan aksi simpatik untuk mengajak seluruh masyarakat agar peduli dan memerangi penyebaran hoax di media sosial. "Generasi milenial merupakan yang paling rentan terhadap hoax," ucapnya.
ARKHELAUS W. | ANTARA
Baca juga:
Generasi Milenial Paling Rentan Hoax
Begini Pembuat Hoax Bekerja (3), Para Korban Akhirnya Bicara