TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kejadian bencana pada 2016 mengalami peningkatan dibanding 2015. "Terdapat 35 persen peningkatan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat memaparkan evaluasi bencana 2016 di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis, 29 Desember 2016.
Berdasarkan data BNPB, selama 2016 terdapat 2.342 kejadian bencana. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2015, kata Sutopo, terjadi 1.732 bencana, 1.967 bencana pada 2014, 1.674 pada 2013, dan 1.811 pada 2012.
Dari semua peristiwa bencana pada tahun ini, ujar Sutopo, banjir menempati posisi teratas, yakni 766 kejadian.
Sutopo juga mengatakan sebaran daerah rawan banjir meluas dibanding sebelumnya. "Ada beberapa daerah yang tidak pernah terkena banjir, (sekarang) kejadian banjir besar. Misalnya, Pangkal Pinang, Bandung, dan Bima," kata dia.
BNPB juga mencatat kejadian puting beliung makin meningkat dan meluas, baik dari segi frekuensi, magnitude, maupun intensitas. "Bentuknya sudah menyerupai tornado di Amerika," kata Sutopo.
Meningkatnya kejadian puting beliung, menurut dia, disebabkan pengaruh perubahan iklim lokal dan global, perubahan penggunaan lahan, serta degradasi lingkungan.
Sementara menurut BNPB, tanah longsor menjadi bencana yang paling mematikan selama 2016. Tahun ini bencana tanah longsor menyebabkan 188 jiwa meninggal dunia.
Dampak dari total 2.342 bencana tersebut, BNPB mencatat 3,05 juta penduduk mengungsi, 522 orang tewas, 69.287 unit rumah rusak, serta 2311 unit fasilitas umum rusak.
DENIS RIANTIZA | KUKUH