TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Suhardi Alius mengatakan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah kini menargetkan polisi sebagai sasaran. Mereka, kata Suhardi, akan menggunakan cara apa pun untuk menyerang polisi.
”Artinya, selain bom, apa pun untuk amaliyah (digunakan) yang bisa sampai (melukai petugas),” kata Suhardi di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 27 Desember 2016.
Kelompok ini bahkan mengubah modusnya dengan menggunakan perempuan sebagai calon pelaku bom bunuh diri. “Kemungkinan juga anak-anak, karena (modus ini) sudah terjadi di luar (negeri),” ucapnya.
Meski polisi menjadi target kelompok teror, pengamanan obyek-obyek vital tetap menjadi fokus petugas. “Ketika nanti aparat tidak bisa (diserang), bisa saja menyasar masyarakat,” tuturnya.
Suhardi pun meminta masyarakat tetap waspada dan melaporkan bila menemukan ada hal-hal yang mencurigakan. Ia mencontohkan penggerebekan teroris di Purwakarta bermula dari laporan warga. “Ini bagus sekali,” ujarnya.
Menurut Suhardi, ada empat kelompok yang perlu diperhatikan, yaitu kelompok inti, militan, pendukung, dan simpatisan. Ia mengatakan seorang simpatisan bisa berubah menjadi anggota kelompok inti bila sudah bersinggungan dengan pimpinan teror.
Menurut dia, sel-sel terorisme masih ada dan sudah menyebar. Untuk itu, dia menambahkan, kepedulian masyarakat harus terus dibangun.
AHMAD FAIZ
Baca juga:
La Nyalla Divonis Bebas, Wakil Ketua KPK: Enggak Masuk Akal
Pembunuhan Pulomas Terungkap karena Sheila, Siapa Dia?