TEMPO.CO, Kupang - Desa-desa di Nusa Tenggara Timur kini mulai membangun wilayah mereka dengan praktek-praktek cerdas berdasarkan kearifan lokal. Kemajuan desa ini dihadirkan dalam Festival Praktek Cerdas yang digelar selama dua hari pada 30-31 Agustus 2016 di Hotel Neo, Kupang.
Ketua Yayasan Wahana Visi Indonesia Agnes Wulandari mengatakan Festival Praktek Cerdas ini merupakan terobosan positif untuk memberikan ruang bagi semua pihak untuk menampilkan praktek-praktek baik yang terbukti memberikan manfaat bagi penerimanya. “Praktek-praktek cerdas ini mudah direplikasi untuk pembangunan Provinsi NTT,” kata Agnes dalam pembukaan festival tersebut, Selasa, 30 Agustus 2016.
Wahana Visi yang menggagas acara ini menampilkan 22 praktek cerdas yang diterapkan di berbagai wilayah NTT. Praktek cerdas ini dilakukan dengan menggali kearifan lokal dari desa-desa yang ada di provinsi tersebut.
Penerapan praktek cerdas ini membawa beberapa desa menuju kondisi yang lebih baik. Bahkan, kata Agnes, beberapa di antaranya memperoleh penghargaan, baik pada tingkat lokal maupun nasional. Salah satunya adalah Desa Nita di Kabupaten Sika yang memperoleh predikat desa terbaik nasional untuk tata kelola pembangunan. “Ini membanggakan, tapi belum cukup, pekerjaan menyejahterakan masyarakat masih banyak,” ujar Agnes.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya dalam sambutan tertulisnya mengapresiasi praktek cerdas yang dijalankan di berbagai desa provinsi tersebut. “Praktek cerdas yang sudah dikembangkan masing-masing kabupaten dan kota memberi pembelajaran yang baik berdasarkan sumber kearifan lokal.”
Adapun Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo dalam sambutan tertulisnya mengatakan, "Pembangunan desa menggunakan kekuatan lokal lebih mungkin berhasil."
JULI HANTORO