TEMPO.CO, Kediri - Pemerintah Kota Kediri berharap ada kebijakan yang strategis dan tak memukul industri rokok di Tanah Air. Ketergantungan keuangan pemerintah daerah ini terhadap PT Gudang Garam Tbk masih sangat besar.
Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar melalui Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Kediri Apip Permana mengatakan kabar kenaikan harga rokok hingga Rp 50 ribu per bungkus sempat membuat pemerintah daerah ketar-ketir.
Jika benar terjadi, hal itu dikhawatirkan akan mengancam kelangsungan industri rokok PT Gudang Garam yang berproduksi di Kediri. “Khawatir akan mengancam stabilitas pabrik,” ucap Apip kepada Tempo, Selasa 23 Agustus 2016.
Baca:
Wacana Rokok Rp 50 Ribu, Ini Tanggapan Sampoerna
Kalau Rokok Rp 50 Ribu Per Bungkus, Begini Kata Bupati Dedi
3 Konglomerat Terkaya di Indonesia Adalah Pengusaha Rokok
Meski pada prinsipnya pemerintah daerah akan mematuhi keputusan pemerintah pusat, Apip berharap ada solusi dan langkah bijak dari pemerintah pusat untuk tetap menjaga kelangsungan industri rokok. Bagaimanapun, ujar dia, gerakan antirokok yang dilakukan aktivis kesehatan juga perlu diakomodasi.
Dia mengakui, ketergantungan pendapatan daerah terhadap PT Gudang Garam masih sangat besar. Selain menyerap tenaga kerja paling besar, perusahaan ini mensubsidi kekuatan keuangan Pemerintah Kota Kediri hingga 80 persen.
Menurut Apip, angka itu sudah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 90 persen. Penurunan itu terjadi setelah pemerintah daerah getol menggenjot sektor UMKM yang melibatkan masyarakat secara luas hingga membuat perekonomian perlahan-lahan menjadi mandiri. “Ke depan, kita tidak akan menggantungkan pada satu sektor bisnis saja,” ujarnya.
Selama ini, kinerja pembangunan Pemerintah Kota Kediri banyak mengandalkan uluran tangan PT Gudang Garam. Di luar itu, pemerintah pusat juga membagi pemasukan cukai rokok berupa dana bagi hasil cukai tembakau kepada pemerintah daerah dengan nilai fantastis. Pada 2016, Pemerintah Kota Kediri menerima pengembalian cukai sebesar Rp 63,48 miliar, lebih besar daripada tahun lalu sebesar Rp 57,09 miliar.
Juru bicara PT Gudang Garam Tbk, Iwhan Tricahyono, meminta masyarakat tak terprovokasi wacana kenaikan harga rokok. Dia memastikan tidak ada kenaikan seperti yang gencar diberitakan belakangan ini. “Tidak ada kenaikan harga rokok sampai segitu. Itu kabar bohong,” tutur Iwhan.
Dia bahkan menduga ada pihak tertentu yang sengaja mengadu domba pelaku industri rokok dengan pemerintah yang bertujuan melemahkan penjualan tembakau. Targetnya, kata dia, bisa jadi mengurangi jumlah perokok di Indonesia.
HARI TRI WASONO