Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Selamatkan Anak, Gubernur NTB Minta UU Perkawinan Direvisi

image-gnews
M Zainul Majdi. ANTARA/Ahmad Subaidi
M Zainul Majdi. ANTARA/Ahmad Subaidi
Iklan

TEMPO.CO, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menaikkan batas minimal usia pernikahan di Undang-undang Nomor 1 Tahun 1978 tentang Perkawinan. Ia pun mendukung upaya judicial review ke Mahkamah Konstitusi terkait peraturan itu. Menurutnya, revisi  UU Perkawinan itu penting untuk menghentikan praktek perkawinan anak yang sampai sekarang masih dilakukan di beberapa tempat di NTB.

"Semua bupati dan walikota di NTB punya komitmen yang sama terkait pendewasaan usia perkawinan," kata Zainul Majdi, kepada Tempo, di sela peringatan Hari Anak Nasional di Mataram, Ahad 24 Juli 2016.  

Sayangnya sampai sekarang, sejumlah upaya perubahan belum membawa hasil. "Pemerintah NTB hanya bisa memberi advokasi kepada masyarakat terkait pernikahan dini," katanya.

Menurut Majdi, meski angka buta huruf mengalami tren penurunan di NTB, tren perkawinan dini masih sulit dihilangkan karena itu berkaitan dengan pola pikir masyarakat. Salah satu faktor yang berpengaruh mendorong tren pernikahan anak, kata Majdi, adalah adat sehingga pemerintah pun melakukan pendekatan kultural.

Di sektor hukum, saat ini, ujar Majdi, pihaknya mendorong adanya sinkronisasi Undang-undang Perlindungan Anak dan Undang-undang Perkawinan untuk menyamakan batas usianya. "Instrumen negara adalah undang-undang, kalau orang mau menikah berdasarkan syarat umum, kami tidak bisa mencegah," ujar Majdi.

Pada Forum Anak Nasional 2016 yang diadakan di Hotel Lombok Raya, Mataram, Jumat malam, 22 Juli 2016, ratusan anak membacakan 12 rekomendasi berlaber Suara Anak Indonesia di hadapan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yambise, yang mewakili Presiden Joko Widodo.

Dari 12 tuntutan tersebut, ada permintaan seputar perkawinan anak, seperti: "Lindungi kami dari pernikahan dini" dan "Lindungi kami dari segala bentuk kejahatan seksual".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur Gagas Foundation, Azhar Zaini, menilai dua suara ini penting, khususnya bagi anak-anak di NTB. Menurut Azhar, perkawinan anak di sana berkaitan dengan tingginya angka putus sekolah. "Banyak yang tidak bisa mengikuti ujian karena mereka harus menikah," kata Azhar. Akibatnya, kata dia, ada peningkatan angka buta huruf di NTB. Sekitar 10 persen dari usia anak-anak masih buta huruf. "Yang masih belum banyak angka partisipasi sekolahnya," kata dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2015, jumlah usia anak-anak di NTB mencapai 1,8 juta anak. Pada 2012, presentase buta huruf mencapai 16,32 persen dan usia rata-rata kawin pada usia 19,88 tahun.

Azhar menjelaskan hal ini diperparah kondisinya dengan Budaya Merarik. Budaya merarik, ujar Azhar menjelaskan, seorang anak perempuan bisa dibawa lari oleh seorang laki-laki untuk dinikahi secara adat. Namun, ketika seorang perempuan kembali, orang tua tak mau menerima kembali karena dianggap aib. "Secara adat itu disahkan, dan itu juga yang mendorong pernikahan di usia anak," kata dia.

Ia pun mendesak kepada pemerintah daerah untuk aktif melakukan sosialisasi deteksi dini anak yang rentan putus sekolah. Persoalan pernikahan dini, menurut dia, bakal diperparah lagi dengan adanya destinasi pariwisata yang terus dikembangkan oleh pemerintah daerah yang berpotensi menjadikan anak sebagai pekerja. "Sehingga angka partisipasi untuk sekolah rendah," ujar aktivis Lembaga Perlindungan Anak ini.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise menganggap 12 tuntutan adalah pekerjaan rumah untuk kementeriannya. Terkait poin perkawinan dini, Yohana berpesan kepada anak-anak, "Kalian harus mengutamakan sekolah, jangan terlebih dulu memikirkan perkawinan. Negara mempersiapkan agar kalian melanjutkan bangsa dan negara," kata Yohana.

ARKHELAUS W.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

6 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

15 hari lalu

Penanganan kasus pengeroyokan di SMP Negeri 13 Terititip, Balikpapan Timur. Instagram/PolsekBppntimur
Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya


Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

17 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.


Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

17 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong


KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

27 hari lalu

KPAI dan UPTD PPA Kota Tangerang Selatan mendatangi Polres Tangsel dalam kasus bullying di SMA Binus Serpong, Selasa 20 Februari 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.


FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

27 hari lalu

Binus School Serpong. serpong.binus.sch.id
FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.


Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

27 hari lalu

Mobil yang dinaiki Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tiba di Binus School Serpong pasca viralnya berita perundungan siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Perundungan ini menyebabkan korbannya dirawat di rumah sakit. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.


Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

44 hari lalu

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.


Konser Salam Metal, TGB: Ini Momentum Kemenangan Ganjar-Mahfud

44 hari lalu

Seorang peserta Konser Salam Metal Ganjar-Mahfud Menang Total menulis pesan berisi harapan kepada pasangan nomor urut 3 itu di sebuah mading yang diinisiasi Sat Set Movement di pelataran Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 3 Februari 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Konser Salam Metal, TGB: Ini Momentum Kemenangan Ganjar-Mahfud

TGB Zainul Majdi mengatakan Konser Salam Metal sebagai momentum kemenangan pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.


Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

47 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly dan jajaran menunjukkan barang bukti kasus pencabulan oleh lansia terhadap tiga anak di bawah umur di Matraman. Polisi kini menahan tersangka di Polres Jakarta Timur, Selasa, 30 Januari 2024. Tempo/Novali Panji
Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

Tersangka pencabulan anak di Matraman disebut memiliki ketertarikan terhadap anak-anak meski tidak menikah.