TEMPO.CO, Lumajang - Ratusan mualaf suku Tengger di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai berpuasa, Senin, 6 Januari 2016. Hal ini menyusul pengumuman yang disampaikan Kementerian Agama setelah sidang isbat, Ahad malam, yang menyatakan 1 Ramadan bertepatan dengan 6 Juni 2016.
Juru dakwah Islam di kawasan Tengger, Didin Pratanto, mengatakan mualaf suku Tengger sangat antusias menyambut Ramadan. "Mereka bahkan sudah bersiap beberapa hari sebelumnya," kata Didin, Senin, 6 Juni 2016. Beragam persiapan dilakukan. Dari membuat kue hingga belanja makanan untuk persiapan selama Ramadan.
Bahkan banyak di antaranya mereka membeli sarung dan mukena. Mereka turun ke pasar induk kecamatan, yakni di Kecamatan Senduro. Desa Argosari ini berada di ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut. Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Probolinggo, Desa Argosari ini penghasil kentang dan bawang daun. Sebagian besar warganya adalah petani.
Empat masjid di Desa Argosari mulai salat tarawih berjemaah, Ahad malam, 5 Juni 2016. Salah satunya di Masjid Al Hidayah, Dusun Bakalan, yang diikuti oleh lebih dari 100 anggota jemaah. Setelah salat tarawih, masjid itu juga menggelar tradisi nampani poso, yaitu tradisi makan bersama menyambut datangnya Ramadan.
Dakwah Islam di Desa Argosari ini sudah dilakukan sejak lebih dari 10 tahun lalu. Didin adalah salah satu juru dakwah di Desa Argosari. Menyambut Ramadan tahun ini, ada beberapa juru dakwah yang diterjunkan untuk mendampingi para mualaf. Di antaranya delapan mahasiswa Sekolah Tinggi Dakwah Mochamad Natsir Jakarta yang ditugaskan ke Argosari.
Para juru dakwah ini diinapkan di rumah-rumah penduduk. "Saya titipkan di rumah warga," kata Didin. Tugas mereka, kata Didin, mendampingi mualaf beribadah puasa serta memberi bimbingan keagamaan.
Tingkat pemahaman mualaf Tengger ini beragam. "Ada yang sudah lama jadi mualaf dan ada juga yang baru hitungan hari atau bulan," kata Didin.
DAVID PRIYASIDHARTA