TEMPO.CO, Semarang - Organisasi wanita Buddha, Wanita Theravada Indonesia (Wandani), Jawa Tengah menyerukan umatnya membatasi menonton televisi karena buruknya tayangan televisi di Indonesia. Mereka mengkampanyekan Program 18-19.
“Stop menonton televisi pada pukul 18.00-19.00,” kata Ketua Wanita Theravada Indonesia Jawa Tengah Kustiani Kustiani di Semarang, Ahad, 15 Mei 2016.
Menurut Kustiani, organisasinya secara bertahap akan terus menyerukan pembatasan menonton siaran televisi. “Banyak tontonan yang disiarkan stasiun televisi tidak mendidik dan tidak bermutu,” ujarnya. Ia mencontohkan banyak sinetron yang disiarkan stasiun televisi yang mengandung unsur kekerasan, mengajarkan konsumerisme, tidak mendidik, hingga menayangkan isi siaran yang tidak realistis.
Dampaknya, kata Kustiani, banyak anak yang menirukan kehidupan seperti yang ditayangkan dalam televisi. “Pada malam hari seharusnya tidak menonton televisi, tapi sebaiknya digunakan untuk belajar atau berkumpul dengan keluarga,” tuturnya.
Wandani juga menyerukan umat Buddha menghentikan penggunaan telepon seluler secara berlebihan di rumah. “Stop memegang gadget atau handphone yang berlebihan di rumah,” ucap Kustiani.
Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah, Asep Cuwantoro, mendukung kampanye Wandani. “Ini sebagai tindakan mengontrol dan kritik terhadap lembaga penyiaran,” kata Asep. KPID berharap kelompok masyarakat bisa ikut mengawasi isi siaran.
ROFIUDDIN