TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan Kementeriannya akan menanggung logistik sekitar 1.000 warga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar yang menetap di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Saat ini, warga eks Gafatar itu dievakuasi ke Kota Pontianak menyusul makin kerasnya desakan warga yang meminta mereka keluar dari Mempawah.
"Sekarang mereka berada di tangsi TNI di Pontianak. Untuk kebutuhan makanan mereka sampai nanti dipulangkan akan ditanggung oleh Kemensos. Logistik selama di lokasi karantina juga," kata Khofifah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 Januari 2016.
Saat ini, menurut Khofifah, warga eks Gafatar tersebut perlu diidentifikasi terlebih dulu sebelum dipulangkan ke daerah asalnya. Menurut dia, tim assessment dari Kemensos telah dikirim ke Pontianak untuk mengidentifikasi warga eks Gafatar itu. "Sebetulnya, mereka butuh trauma healing atau konseling, atau tidak. Setelah itu, mereka dipulangkan. Sebagian ke Semarang dan Surabaya," tuturnya.
Khofifah menyangsikan keterlibatan ribuan warga itu dengan Gafatar. Menurut dia, tidak semua warga yang disebut eks Gafatar itu mengetahui legalitas lembaga tersebut. "Kami tidak bisa menggeneralisasi karena mungkin ada yang bergabung secara ideologis, ada yang ikut-ikutan, ada juga yang dengan janji-janji," kata Khofifah.
Pada 18 Januari 2016, warga di Kabupaten Mempawah membakar satu unit mobil jenis Avanza yang diduga milik salah seorang eks anggota Gafatar. Eks anggota Gafatar itu tengah bernegosiasi dengan pemerintah daerah setempat seiring dengan ultimatum warga yang menolak mereka untuk tinggal di wilayah itu.
Bupati Mempawah Ria Norsan sempat meminta massa yang membakar mobil itu untuk membubarkan diri. Namun massa enggan membubarkan diri dan meminta para eks anggota Gafatar itu segera meninggalkan Mempawah. Warga pun membakar sembilan rumah yang menjadi tempat tinggal eks anggota Gafatar di Mempawah.
ANGELINA ANJAR SAWITRI