TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI menyatakan masih memeriksa empat tahanan lembaga pemasyarakatan (lapas) Tangerang dan delapan terduga teroris terkait dengan peristiwa teror bom di Jalan Thamrin, Jakarta, Kamis pekan lalu. “Keempat tahanan kami periksa atas kepemilikan senjata api,” tutur Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan di kantornya, Senin, 18 Januari 2016.
Anton mengatakan keempat tahanan tersebut diduga memiliki senjata api. Namun dia belum dapat memastikan apakah tahanan itu memiliki kaitan dengan rangkaian teror di Thamrin pada Kamis, 14 Januari 2016. “Semua ini masih penyelidikan,” katanya.
Karena itu, polisi belum dapat memastikan keempatnya terlibat dalam teror. Sampai saat ini, kata Anton, pihaknya hanya memeriksa mereka atas kepemilikan senjata api. Namun dia tidak menyebutkan secara detail jenis senjata api yang mereka miliki.
Polisi memeriksa 12 orang dalam kasus teror bom Thamrin. Empat di antaranya adalah narapidana di Lapas Tangerang. Delapan lainnya merupakan terduga teroris yang ditangkap dalam operasi besar-besaran pekan lalu.
Di Cirebon, polisi menangkap tiga orang. Lalu di Indramayu 2 orang, Balikpapan (1), Bekasi (4), dan Tegal (2). Di antara mereka, ada yang dilepaskan lagi. Operasi dilakukan untuk pertama kali di wilayah Jawa Barat pada pukul 23.00.
Keesokan harinya, pukul 05.00, Densus 88 Antiteror menggerebek sebuah rumah di Balikpapan. Selanjutnya di Indramayu pukul 10.00 pada hari yang sama. Selama dua hari itu polisi juga melakukan penangkapan, termasuk di Tegal.
Anton menambahkan, mereka ditangkap karena diduga tergabung dalam jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Di Indonesia, kelompok ini terdiri atas sel yang berbeda-beda. Anton mengindikasikan bahwa jaringan mereka terkait dengan teror bom Thamrin, tapi belum bisa menjelaskan secara terperinci.
Polisi menyita bahan peledak dari sejumlah tempat, bendera ISIS, dan sejumlah perlengkapan jihad. Delapan terduga teroris tersebut diduga berencana melakukan teror lagi di Indonesia, pascateror Thamrin.
Polisi terus mendalami peran delapan pelaku tersebut. “Kami harus memerinci, siapa yang memegang dana, siapa yang merakit bom, siapa yang eksekusi, semua perannya akan kita rinci ke depan,” ujar Anton.
AVIT HIDAYAT