TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut sedang menyiapkan sejumlah kapal perang untuk mengevakuasi korban asap di Riau. Adapun jumlah kapal yang disiapkan sebanyak sembilan buah dengan model dan jenis yang berbeda.
“Sembilan dari 15 armada sudah dalam posisi siap,” kata Kepala Dinas Penerangan Kolinlamil Heddy Sakti kepada Tempo, Jumat, 23 Oktober 2015.
Heddy menyebutkan dari sembilan armada tersebut, hanya satu yang akan jalan terlebih dahulu, yakni KRI Banda Aceh-593. “Kapal ini yang paling siap,” ujarnya.
KRI-Banda Aceh 593 dipilih karena kapal perang ini berjenis LPD (landing platform dock), yakni selain dapat mengangkut personel, juga bisa membuat material. Heddy mengatakan kapal-kapal lainnya akan diturunkan jika memang diperlukan.
“Yang penting kami sudah siapkan, sisanya tunggu kabar selanjutnya, apakah butuh kapal lagi atau tidak,” ucap Heddy.
Untuk jam keberangkatan dan jumlah personel yang dikirim, Heddy berkata secepatnya. “Masih dibahas di rapat. Untuk informasi tersebut harus menunggu rapat selesai. Yang pasti, kami akan berangkat secepatnya,” tutur Heddy.
Kepada Tempo, Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Muhammad Zainuddin berkata bahwa TNI memiliki cukup banyak kapal perang angkut personel yang bisa digunakan untuk misi evakuasi. Dia menegaskan kapal perang milik TNI bukan cuma digunakan untuk latihan dan bertempur. "Kapal perang Indonesia juga digunakan untuk misi kemanusiaan," ujarnya.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan sedang mempertimbangkan evakuasi terhadap para korban bencana asap. Anak-anak menjadi prioritas utama. Luhut mencontohkan Kalimantan. Saat ini, daerah yang dianggap masih memiliki kadar indeks standar pencemaran udara rendah adalah Banjarmasin.
"Di sana, udaranya lebih baik. Kalau masih parah, kami pertimbangkan kapal perang dan kapal Pelni untuk mereka sementara tinggal di situ sampai keadaan membaik," ucap Luhut setelah melakukan konferensi pers di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Kamis, 22 Oktober 2015. Rencana evakuasi saat ini masih menunggu standar kualitas udara dari Menteri Kesehatan.
BAGUS PRASETIYO