TEMPO.CO, Denpasar - Sebelum Angeline dikabarkan hilang hingga meninggal, Kepala Sekolah SDN 12 Sanur I Ketut Ruta pernah menawarkan diri untuk mengambil alih adopsi Angeline dari tangan ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe.
“Saya menyampaikan itu kepada Margriet melalui wali kelas Angeline,” kata Ruta kepada Tempo, Jumat 12 Juni 2015. Ruta ingin mengasuh Angeline karena sering mendapat pengaduan dari wali kelas II SDN Sanur, Putu Sri Wijayanti bahwa Angeline kurang terurus sejak lima bulan terakhir.
Baca juga:
Tragedi Angeline, Agus Diancam: Kamu atau Aku yang Mati
Kasus Angeline: Agus Mengaku Diancam, Siapa Penerornya?
Padahal, menurut Ruta, saat masih duduk di kelas I, Angeline dikenal periang dan agak gemuk. "Waktu dia di kelas I, mungkin tidak ada masalah,” kata Ruta. Dia juga mengira saat itu Angeline masih mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
Tapi setelah naik kelas dua, Angeline terlihat murung, lusuh, bau kotoran ayam, pendiam, lesu, dan kurus. Angeline juga beberapa kali tidak masuk sekolah. Padahal waktu itu sudah mendekati ujian akhir.
Karena lusuh dan bau, Angeline sering diejek teman-temannya. Teman-teman Angeline kemudian melaporkan ke Putu Sri Wijayanti, wali kelas Angeline. Setelah dicek, ternyata di rambut Angeline banyak gumpalan kotoran ayam. Wijayanti kemudian memandikan Angeline di sekolah agar tidak bau lagi.
Baca juga: EKSKLUSIF: Motif Warisan dan Sayangnya Si Ayah pada Angeline
Selanjutnya: Kaos kaki hanya sebelah