Kejadian seperti ini juga sering dialami oleh keponakan Ruta yang kebetulan memiliki anak yang berteman dengan Angeline. Keponakan Ruta sering mengajak Angeline pulang untuk memandikan Angeline dan memberi makan. “Bahkan dia (Angeline) pakai kaos kaki hanya sebelah, jadi keponakan saya membelikan kaos kaki baru,” tutur Ruta.
Perubahan drastis ini membuat Ruta berniat mendatangi rumah Margriet di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar Timur. Hanya saja, niat itu tidak juga terlaksana karena kesibukan Ruta sebagai kepala sekolah.
Mengamati kondisi Angeline yang semakin murung dan ujian sekolah segera tiba, Ruta lalu menjadwalkan lagi untuk datang ke rumah Margriet. Tapi niat ini lagi-lagi tertunda untuk kali kedua.
Baca juga:
Inilah Cerita Sahabat Ayah Angkat Angeline di Pekanbaru
Hingga pada sebuah upacara di sekolah, Ruta mendapati Angeline datang terlambat. Wajayanti menjelaskan ini bukan pertama kali Angeline telat sampai di sekolah.
“Saya tanya dia (Angeline) kenapa terlambat?” kata Ruta. Awalnya Angeline hanya diam. Namun setelah ditanya berulang kali, Angeline baru menjawab dengan suara lemah kalau dia berjalan kaki dari rumah ke sekolah. "Jaraknya 2 kilometer, dan itu dilakukan setiap hari," tutur Ruta.
Akhirnya Ruta mengutus Wijayanti untuk mendatangi Margriet meminta agar Angeline bisa diadopsi. “Tolong ibu (Wijayanti) panggil orang tuanya. Tanyakan bagaimana saya agar bisa mengasuh Angeline,” kata Ruta kepada wali kelas Angeline.
Selanjutnya: Margriet beberkan tugas Angeline di rumah