TEMPO.CO, Subang - Madrasah Aliyah Negeri Subang bersama para gurunya duduk bersimpuh di teras sekolah seraya melantunkan Surat Yasin. Mereka tampak khusyuk membaca Surat Yasin untuk mendoakan para siswa-siswi kelas XII yang akan mengikuti ujian nasional pada Senin-Rabu, 13-15 April 2015.
Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Subang Yayan Irmawati mengatakan Surat Yasin sebetulnya rutin dibaca oleh anak didiknya setiap Senin. "Tapi, sejak 1 April 2015, frekuensinya ditingkatkan jadi setiap hari," ujar Yayan, Jumat, 10 April 2015.
Dia berharap, Yasinan bisa membawa ketenangan buat para siswanya, khususnya siswa kelas XII yang akan mengikuti UN. "Supaya anak-anak bisa lebih siap mental."
Ritual Yasinan dipercaya telah membuahkan berkah buat anak didiknya. Itu dibuktikan dengan hasil kelulusan ujian nasional tahun-tahun sebelumnya yang selalu mencapai seratus persen. "Ujian nasional tahun ini diharapkan anak-anak lulus 100 persen lagi," ujarnya.
Meski tak dijadikan parameter kelulusan, Yayan menginginkan nilai ujian nasional para siswanya bagus-bagus supaya bisa dijadikan bekal buat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Selain mendoakan kelulusan 183 peserta ujian nasional, ritual Yasinan juga dilakukan dalam upaya revolusi mental para siswa yang duduk di kelas X dan IX.
Seorang siswa peserta ujian nasional Madrasah Aliyah Negeri Subang, Mushodaq Iqbal Mahasin, mengaku membaca Yasin membuatnya lebih siap dan tegar dalam menghadapi ujian nasional.
"Alhamdulillah, lebih siap, terutama mentalnya," ujar Iqbal. "Persiapan menghafal juga sudah oke, terutama setelah melakukan beberapa kali tryout."
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Kusdinar menyebutkan, total peserta ujian nasional tahun ini sebanyak 14.460 siswa. Rinciannya, 5.277 siswa SMA, 8.323 siswa SMK, dan Madrasah Aliyah sebanyak 860 siswa.
"Semua peserta sudah siap tempur menghadapi ujian nasional," ujar Kusdinar optimistis. Ia juga menegaskan target kelulusan ujian nasional tahun ini bisa mencapai seratus persen.
Kusdinar mengungkapkan, keputusan Menteri Kebudayaan dan pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, yang tidak menjadikan hasil ujian nasinoal sebagai
syarat kelulusan, membuat kondisi psikologis para siswa lebih rileks. "Ujian nasional tak lagi menjadi momok yang menakutkan seperti tahun-tahun sebelumnya," Kusdinar mengimbuhkan.
NANANG SUTISNA