TEMPO.CO , Pacitan: Aqsha Faja Muhammad,13 tahun tak menyangka bisa membacakan puisi karya Presiden RI periode 2004 - 2014 Susilo Bambang Yudhoyono. Puisi berjudul 'Hari Lalu Anak Pacitan' itu dibacanya di depan pengarangnya, Ibu Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, jajaran Forum Pimpinan Daerah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur di aula Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan, Rabu, 11 Maret 2015.
"Persiapannya mendadak. Saya baru dihubungi guru bahasa Indonesia semalam pukul delapan waktu sedang les di lembaga bimbingan belajar," kata Aqsha yang tercatat sebagai siswa SMP Negeri 1 Pacitan usai membacakan puisi karya SBY.
Setelah menerima telepon yang meminta dia membacakan puisi, Aqsha datang ke sekolah. Setelah itu, ia bersama salah seorang guru datang ke pendapa Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk meminta salinan puisi karya SBY kepada petugas yang mendampingi Presiden RI periode 2004-2014. Semalam, SBY dan rombongan menemui guru dan teman lamanya di pendapa pemkab.
Berhasil menerima salinan puisi karya SBY, Aqsha kembali ke sekolahnya. Mulai pukul 22.00 WIB hingga pukul 01.00 ia berlatih membaca puisi di lembaga pendidikan tempatnya menunutut ilmu. "Selain berlatih, saya juga mengetik ulang puisi karya Pak SBY. Karena salinan yang saya terima ukuran tulisannya terlalu kecil," ujar Aqsha.
Pengetikan ulang dilakukan remaja ini karena fungsi dari indera penglihatannya berkurang dan harus dibantu dengan kacamata. Mata sebelah kanannya minus tiga sedangkan mata sebelah kirinya minus 2,75. "Saya ganti ukuran hurufnya menjadi 16 yang sebelumnya 11. Kemudian saya cetak menjadi tiga lembar, sebelumnya hanya dua lembar," kata Aqsha kepada Tempo.
Setelah berlatih dan mencetak ulang nakah puisi karya SBY rampung dilakukan di sekolah, Aqsha pulang ke rumah. Ia tidur dan bangun pada pukul 02.00 WIB. Setelah terjaga, ia menjalankan salat sunah Tahajud dan kemudian berlatih membaca puisi kembali. "Semalam sampai sekarang saya baru tidur satu jam" ucapnya.
Puisi berjudul Hari Lalu Anak Pacitan itu terdiri dari delapan bait. Berikut kutipannya :
Ombak-ombak tinggi itu masih menderu seperti dulu,
Menggempas karang, lepas berkejar-kejaran
Menggulung pasir-pasir putih lembut
Di batas laut
Burung-burung camarpun masih terbang
Mengepak, melayang
Berarak di atas pepohonan pinus
Tak ringkih meski kurus
Menutupi tanah tua berbatu tandus
Dulu,
Bersama teman-teman, aku datang berlarian
Mengejar ombak di sela-sela batu karang
Riang,
Berdendang bercanda dengan buih
Dan ikan-ikan kecil kuning pipih,
Yang berkata tidak pada letih
NOFIKA DIAN NUGROHO