TEMPO.CO, Kupang - Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dullah mengatakan wilayahnya sedang mengalami krisis air bersih. Masalah air bersih itu belum bisa ditanggulangi pemerintah daerah. "Omong kosong kalau Labuan Bajo tidak krisis air bersih," kata Bupati Manggarai Barat Agustinus saat dihubungi Tempo, Rabu, 12 Maret 2014.
Pernyataan Bupati ini untuk menanggapi kabar bahwa warganya mulai mengkonsumsi air dari kubangan kerbau karena krisis air yang berkepanjangan di daerah itu. Padahal Manggarai Barat terkenal sebagai daerah yang kaya, subur, dan hijau.
Menurut dia, pemerintah daerah mendapat bantuan sebesar Rp 30 miliar lebih saat pelaksanaan Sail Komodo pada September 2013 dari pemerintah pusat. "Bantuan pemerintah pusat sekitar Rp 30 miliar lebih untuk membangun water treatment," katanya.
Sistem pengelolaan air yang dikenal dengan istilah water treatment itu, kata dia, sudah bisa mengurangi masalah krisis air bersih. Namun diakuinya belum bisa menyelesaikan masalah krisis air bersih di daerah itu. "Kami bersyukur ada bantuan dari pemerintah pusat untuk kurangi masalah krisis air bersih, tapi belum bisa menyelesaikan masalah itu," katanya.
Water treatment yang dibangun itu, kata dia, bisa memenuhi kebutuhan air di hotel- hotel di Labuan Bajo yang selama ini hanya mengandalkan air dari mobil tangki, walaupun pelayanan air ke perumahan masih menggunakan batas waktu. "Sekarang hotel-hotel tidak gunakan air tangki. Itu saja sudah lumayan," katanya.
Adapun mengenai warga Labuan Bajo yang meminum air dari kubangan kerbau, Agustinus mengaku akan mencari tahu lokasi warga itu. Dia merasa heran dan kasihan jika ada warganya yang masih minum air dari kubangan kerbau. Padahal setiap tahun dialokasikan anggaran dari APBD untuk setiap kecamatan guna mengatasi krisis air bersih itu. "Kepala desanya kelewatan kalau ada warganya yang minum air kerbau," katanya.
YOHANES SEO
Terpopuler:
Status Gunung Slamet Masih Waspada
Ini Dia Penumpang Gelap Malaysia Airlines
Lenovo Giat Pasarkan Perangkat All-in-One