TEMPO.CO, Semarang - Pelaksana Tugas Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Rukma Setyabudi, mendesak aparat kepolisian agar menindak tegas pelaku pelanggaran dalam bentrokan antara anggota Front Pembela Islam dengan warga di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah.
"Polisi harus tegas dalam menangani bentrokan itu sebagai bentuk penegakan hukum tanpa pandang bulu," kata Rukma di Semarang, Jumat, 19 Juli 2013. Politisi PDI Perjuangan Jawa Tengah itu juga meminta kepolisian mengusut tuntas kasus bentrokan tersebut.
Apalagi, peristiwa Sukorejo itu jelas menimbulkan keonaran di masyarakat. "Semua warga negara berkedudukan sama di mata hukum dan semua harus mematuhi aturan yang berlaku," katanya. Akibat bentrok itu, satu orang tewas akibat tertabrak mobil anggota FPI.
Rukma khawatir jika hukum tidak ditegakkan dalam peristiwa Sukorejo maka peristiwa serupa berpotensi terjadi di kemudian hari. Rukma mengimbau semua pihak agar berkoordinasi dengan kepolisian jika mengetahui ada sesuatu atau pihak yang melanggar hukum.
Rukma meminta agar masyarakat Sukorejo maupun anggota FPI tidak bermain hakim sendiri. Sebab, aksi ini justru menimbulkan masalah yang semakin membesar. "Yang berwenang melakukan penertiban dan penegakan hukum adalah kepolisian," tutur Rukma.
Sebelumnya, kekerasan antara warga dan massa FPI terjadi di Sukorejo, Kabupaten Kendal, Kamis, 18 Juli 2013 sekitar pukul 14.00. Penyebabnya, mobil yang ditumpangi massa FPI menabrak pengendara sepeda motor hingga tewas.
Warga semakin kesal karena sebelumnya, penumpang mobil itu sempat bersitegang dengan masyarakat di alun-alun Sukorejo. Akibatnya, minibus Toyota Avanza FPI dibakar warga dan puluhan massa FPI sempat terkepung di masjid dekat alun-alun Kendal.
ROFIUUDIN