TEMPO.CO, Jakarta - Prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara diminta agar bisa menjaga emosi saat menghadapi jurnalis dan masyarakat. "Semoga peristiwa kekerasan personel terhadap wartawan di Pekanbaru tidak terulang," kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia dalam apel khusus TNI AU di Mabes AU Cilangkap, Rabu, 2 Januari 2013.
Dalam rilis yang diperoleh Tempo, Ida Bagus menyatakan, peristiwa kekerasan di Pekanbaru itu terkait erat dengan citra TNI di masyarakat. "Personel TNI Angkatan Udara harus bertindak profesional berdasarkan standar operasional prosedur dan hukum yang berlaku," ujar Ida Bagus.
Ida juga meminta prajurit TNI AU lebih persuasif dalam menghadapi jurnalis dan juga masyarakat sipil pada umumnya. "Harus mampu menyeimbangkan kebutuhan keamanan keselamatan, tidak mudah emosi, serta lebih persuasif."
Sebelumnya, sejumlah jurnalis dipukul tentara ketika meliput jatuhnya pesawat milik TNI Angkatan Udara di Pekanbaru, Riau. Wartawan yang dipukul merupakan jurnalis TVOne, fotografer harian Riau Pos dan kantor berita Antara. Dua mahasiswa Universitas Islam Riau juga mengalami kekerasan ketika hendak memotret kejadian dengan telepon genggam.
Pesawat jenis Hawk 200 jatuh sekitar pukul 11.45 tadi di perumahan Pandau, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Pesawat yang dipiloti oleh Letnan Dua Reza Yori Prasetyo ini jatuh hanya sekitar tiga kilometer dari Landasan Udara TNI di Pekanbaru. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu karena pilot sempat menyelamatkan diri dengan kursi pelontar.
SUBKHAN