TEMPO.CO, Sleman - Kepala Kepolisian Daerah DI Yogyakarta Brigadir Jenderal Sabar Rahardjo mengatakan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus kematian wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin.
Tim tersebut berbeda dengan tim pengungkapan kasus Udin yang telah dibentuk mantan Kapolda sebelumnya, Brigadir Jenderal Untung Basuki, pada 2011 lalu.
“Siapa tim khusus ini tidak perlu tahu. Yang jelas, tim ini tengah diam-diam mendekati orang-orang di Bantul untuk mendapatkan kunci terkait kasus itu,” kata Sabar dalam acara penyampaian laporan kinerja Polda DI Yogyakarta pada semester I 2012 di rumah makan Sendang Ayu, Kalasan, Kamis, 28 Juni 2012.
Sabar mengatakan langkah itu dilakukan lantaran materi kasus itu sudah cukup banyak. Kepolisian, katanya, perlu menggali data-data dan dokumen itu kembali, termasuk data dari tulisan-tulisan yang telah ditulis Udin sebelum meninggal dunia.
Masa kedaluwarsa pengungkapan kasus Udin akan tiba pada 16 Agustus 2014. Sabar menyatakan akan mengungkapnya sebelum masa kedaluwarsa ditetapkan. “Orang-orang yang disinggung dalam tulisan itu, secara diam-diam kami dekati,” kata Sabar.
Seperti pernyataan Kapolda sebelumnya, Sabar juga meminta kepada masyarakat dan jurnalis yang mempunyai data terkait kasus Udin untuk menyampaikannya kepada Sabar. “Kalau ada yang tahu siapa pelaku Udin, tolong dibuka empat mata kepada saya. Nanti akan diberi hadiah khusus. Kalau terbuka, masyarakat akan bahagia,” kata Sabar.
Anggota tim investigasi kasus Udin “Kijang Putih” Heru Prasetyo menegaskan, yang terpenting tidak hanya sekadar pernyataan dari Kapolda, melainkan aksi nyata dari Kapolda. “Sudah terlalu banyak Kapolda berjanji dan tidak ada hasilnya hingga diganti,” kata Heru kepada Tempo.
Menurut Heru, jika Kapolda benar-benar berniat baik membuka kasus tersebut, Kapolda semestinya cukup membuka data-data yang pernah disampaikan tim investigasi kepada Polda. “Enggak perlulah empat mata. Nanti malah dikira menyimpan rahasia,” kata Heru.
Kapolda diminta untuk mengundang pihak-pihak terkait untuk memaparkan kasus tersebut secara terbuka. “Enggak perlu iming-iming hadiah. Itu tidak penting. Nyawa Udin jauh lebih besar nilainya ketimbang hadiah itu,” kata Heru.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita terpopuler
Pos FBR Diserang, Ketua Tewas
Bos FBR Dibunuh, Tiga Pembawa Golok Ditangkap
Dahlan : Kasus Korupsi Merpati Luar Biasa Berat
Tahan Ambulans, Wanita Ini Berbaring Tanpa Busana
Anas Berkelit Soal Hadiah Mobil