TEMPO.CO, Sidoarjo - Berbagai aksi dilakukan warga korban lumpur untuk memperingati enam tahun semburan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo. Salah satunya adalah dengan memukul kentongan beramai-ramai dan terus-menerus sebagai tanda mengusir Bethara Kala. "Aburizal Bakrie identik dengan Bethara Kala. Mari kita usir dari Sidoarjo dengan menabuh kentongan," kata kordinator unjuk rasa Korban Lapindo Menggugat, Gugun, pada Selasa, 29 Mei 2012.
Mendengar instruksi tersebut, kurang lebih 80 warga, baik perempuan, anak-anak, dan laki-laki beramai-ramai memukul kentongan. "Ayo-ayo Bethoro Kolo Aburizal Bakrie pergilah dari bumi Sidoarjo," kata Gugun sembari diiringi bunyi kentungan.
Setelah membunyikan kentungan, tiga warga kemudian melakukan aksi teaterikal masuk ke air lumpur di dalam tanggul. Mereka yang mengidentikkan diri sebagai Bathara Kolo pun tidur-tiduran di atas lumpur. Melihat itu, puluhan warga pun segera memukul kentungan dan mengusirnya dari tanggul. Setelah itu, mereka juga melakukan upacara bendera dengan tema "Begonya Negeriku".
Warga yang tergabung dalam KLM terdiri dari Desa Glagah Harum, Penatar Sewu, Kali Dawir, Sentul, Gempolsari, dan Banjarasri. Beberapa wilayah di lima desa ini pernah diterjang luberan air campur lumpur saat tanggul jebol tahun lalu.
Salah satu warga, Hakim, mengatakan KLM menuntut agar pemerintah tidak memberikan izin pengeboran kepada Lapindo Brantas di seluruh Sidoarjo. Menurut dia, saat ini ada tujuh titik pengeboran baru yang akan dilakukan di Sidoarjo.
Pengeboran Lapindo, kata dia, telah mencemari lingkungan, mulai dari sawah dan tambak milik warga. Warga, kata dia, juga menolak apabila wilayahnya dimasukkan dalam peta terdampak sebab ganti rugi tersebut tidak menjawab kerugiaan yang ditimbulkan Lapindo.
DINI MAWUNTYAS
Berita lain:
Seputar Semburan Lumpur Lapindo
Pemerintah Siapkan Rp 7,2 Triliun untuk Lapindo
Tanggul Kritis, Lumpur Porong Ancam Rel dan Jalan
DPR Desak Lapindo Tuntaskan Ganti Rugi
6 Tahun Lumpur Lapindo, Dampak Sosial Terbengkalai
Curhat Korban Lumpur Lapindo Lewat Wayang Kardus