TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani berharap Hari Perdamaian Dunia bisa menjadi momentum mencari solusi damai bagi semua pihak yang terlibat dalam pertikaian dan peperangan. Upaya perdamaian, kata dia, jangan dibawa ke jalan buntu.
"Dalam hidup yang problematik, kini kita tidak bisa menang sendiri, merasa benar sendiri. Situasi jangan dibawa ke jalan buntu," kata Puan dalam siaran pers Kementerian, Kamis malam, 21 September 2017.
Puan mengatakan itu di sela kunjungannya ke New York, Amerika Serikat, dalam rangka menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tanggal 21 September diperingati sebagai Hari Perdamaian Dunia. Peringatan itu ditandai dengan bunyi lonceng yang terbuat dari koin uang sumbangan anak-anak dari berbagai penjuru dunia di Markas Besar PBB New York.
Baca juga: Di Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental, Puan Maharani Senam Gemu Famire
Melihat sejarahnya, peringatan Hari Perdamaian Dunia dimulai pada 1982 dan didedikasikan PBB sejak 2013 demi perdamaian dunia. Acara ini secara khusus menekankan pentingnya perdamaian dan penghentian atas perang serta berbagai kekerasan yang di berbagai negara. "Pintu musyawarah untuk mufakat perlu terus dibuka," kata Puan.
Puan menyatakan keprihatinannya terhadap konflik yang masih merajalela di berbagai belahan dunia. Di Palestina, kata dia, kekerasan terus mengintai di balik sengketa kepentingan antara Palestina dan Israel. Di beberapa negara Afrika, kelompok-kelompok bersenjata terus baku serang. Begitu juga Korea Utara, yang dinilai masih saja melakukan provokasi dengan rudal nuklirnya, serta kasus terbaru adalah kekerasan yang masif terhadap kelompok Rohingya di Myanmar saat ini. "Dalam situasi konflik ini, selalu saja yang paling menderita adalah rakyat kecil,” ujar Puan.
Indonesia, kata dia, akan terus mendorong terwujudnya perdamaian di seluruh penjuru dunia. Terkait dengan etnis Rohingya, Indonesia akan memberikan perhatian yang besar untuk kelompok Rohingya di Myanmar. “Konflik yang terjadi di Myanmar membawa dampak langsung bagi kita. Paling tidak, menyangkut urusan pengungsi,” ucapnya.
Puan Maharani juga berpesan seluruh masyarakat Indonesia mengawal perdamaian dengan terus konsisten menjaga nilai-nilai persatuan, gotong royong, saling menghormati, dan toleran.
AMIRULLAH SUHADA