TEMPO.CO, Jakarta - Megawati Soekarnoputrii ternyata juga geram dengan banyaknya tudingan tak mendasar kepada Presiden Joko Widodo. Mengamati seluruh pernyataan yang menuding Jokowi, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menganggap seluruh tudingan kepada Presiden Jokowi itu sebagai tindakan pengecut.
BACA: Megawati Geram PDIP Disamakan dengan Partai Komunis
"Coba toh (Jokowi) dibilangnya itu PKI. Keturunan tidak jelas. Terus kemarin terakhir dibilang diktator. Saya bilang, sebenarnya maunya apa toh. Saya kan perempuan ya, tapi saya bilang, mbok sing jantan (yang jantan)," kata Megawati ketika memberikan pidato sambutan meresmikan Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Minggu 10 September 2017.
Presiden kelima Indonesia ini mengingatkan, Joko Widodo adalah Presiden yang dipilih secara sah dan konstitusional. Harusnya, semua pihak menghormati proses itu dan menunggu proses pemilihan berikutnya.
BACA: Megawati Minta Orang yang Sebut Jokowi Diktator Berikan Bukti
"Kita itu punya presiden yo wes toh. Diterima dulu. Karena sudah dibuat secara konstitusional bahwa dia adalah presiden kita. Sudah tungguin, nanti kalau mau 2019, ayoo," katanya.
Megawati menyebutkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki sopan santun. Karenanya, ia menyayangkan tindakan di luar kesopanan yang akhir-akhir ini banyak terjadi. "Kita ini bukan negara liberal, kita ini negara demokrasi dengan asas Pancasila. Punya sopan santun, kita ini orang timur," tegasnya.
Baca: Samakan PDIP dengan PKI, Waketum Gerindra Dilaporkan ke Polda
Karenanya, baiknya orang Indonesia mengutamakan sopan santun yang selama ini dimiliki oleh bangsa Indonesia, terutama bagaimana memperlakukan pemimpin negara. "Saya sampai mikir, sebenarnya orang Indonesia itu ndi (mana) ya sopane ya. Presiden sendiri digituin. Lah orang lain terus bikinnya kayak apa yo," katanya.
BACA: Jokowi: Mana yang Bener? Saya Ini Ndeso, Diktator Apa ...
Menurut Megawati, kebetulan saja PDIP memenangkan Joko Widodo menjadi Presiden. Namun sebelumnya, ketika PDIP kalah dalam Pemilu Presiden, tak perlu menjelekkan partai lain. " Mana saya pernah menjelek-jelekkan presiden lain yang bukan dari partai saya. Enggak toh. Saya diam saja, wong rakyatnya sudah memilih yang itu, saya ya ikut" kata Megawati.
BACA: Taufik Ismail: Tahun Ketiga Jokowi Mirip Kebangkitan PKI
Megawati meminta semua pihak menjaga aturan main, termasuk soal aturan main pemilihan presiden yang digelar setiap lima tahun sekali. Ia juga meminta semua pihak untuk menyampaikannya secara langsung permasalahannya soal aturan itu daripada menuding di luar dan tidak berdasar. "Mestinya datang dong konsekuen. Mohon maaf, Pak Jokowi, Bapak itu diktator. Kan pasti alasan apa. Begitu, kok beraninya di belakang" Kata Megawati.
WDA | ANTARA