TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonedia (MUI) Muhammad Sirajuddin Syamsuddin (Din Syamsuddin) mendorong pemerintah Indonesia berinisiatif mengajar negara-negara mencari solusi atas krisis Rohingya di Myanmar.
"Saya berpendapat pertama harus ada intervensi internasional, dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), termasuk OKI (Organisasi Kerjasama Islam). Yang bisa kita dorong adalah pemerintah Indonesia untuk mendesakkan penyelesaian secara internasional itu," kata Din di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu, 2 September 2017.
Baca juga: Din: Kritik Tokoh Agama Didasari Fakta
Pasca bentrokan pada Jumat, 25 Agustus lalu, situasi di Myanmar khususnya Rakhen State semakin memanas. Pemerintah Myanmar menyebut kaum Muslim Rohingya sebagai ekstremis dan menumpas tidak hanya milisi bersenjata tetapi juga perempuan dan anak-anak. Dunia internasional telah melayangkan kritik kepada Presiden Myanmar Aung San Suu Kyi yang dinilai tidak tegas, bahkan bersikap bias dalam menyikapi konflik kemanusiaan tersebut.
Din mengatakan, selama ini Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri atau Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah beberapa kali ke Myanmar. Akan tetapi belum berdampak efektif. "Enggak ada greget, enggak ada geliat, pihak Myanmar-nya terlalu berkepala batu," ujar Din.
Selain mendorong pemerintah mengambil langkah intervensi internasional, mantan Ketua PP Muhammadiyah ini mengingatkan agar masyarakat tidak tersulut dengan sentimen SARA yang menimpa Muslim Rohingya tersebut.
"Walaupun ini berdimensi etnik dan ada keagamaan, janganlah konflik di Myanmar ini kita bawa masuk ke tanah air. Khususnya antarumat beragama, antarumat Islam dan umat Buddha. Kita bersama-sama untuk mencari dan mendesakkan solusi," kata Din Syamsuddin soal krisis Rohongya.
BUDIARTI UTAMI PUTRI