TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan dengan kewirausahaan dapat membuka kesempatan kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Hal itu harus tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian, prinsip manfaat baik bagi masyarakat luas, membangun produktivitas rakyat,” kata Siti Nurbaya dalam seminar bertajuk Terapan Entrepeneurship: Kelola Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Anak Negeri di Gedung Manggala Wanabakti, Rabu 23 Agustus 2017.
Prinsip lainnya, ujar Siti Nurbaya, adalah membangun ekonomi dengan prinsip keadilan, jasa lingkungan sebagai basis pertumbuhan wilayah, serta limbah dan sampah sebagai sumber daya ekonomi.
Ketua Umum Galang Kemajuan Center (GK Center), Kelik Wiryawan mengatakan banyak sekali potensi bisnis berkelanjutan hasil pengelolaan hutan. Salah satunya adalah kewirausahaan.
Menurutnya, penduduk Indonesia yang bergelut di bidang wirausaha hanya 6 persen. Hal itu berdasarkan data tahun 2013 dan 2014. Tahun 2017, angka itu meningkat 3,1 persen. Akan tetapi, tetap saja Indonesia masih dikalahkan oleh Malaysia, Singapura, dan Tiongkok.
"Kita punya banyak taman nasional dan wisata alam. Ini yang saya harapkan terungkap," ujarnya.
Siti Nurbaya menghimbau para birokratnya untuk menjadi fasilitator yang dapat mengakomodasi kreativitas dan inovasi masyarakat di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Ia juga mengatakan agar birokrat tidak marah jika ditegur.
"Birokrat jangan marah kalo ada yang koreksi dan kasih catatan. Harus ada itu, kombinasi antara birokratis dan demokratis," katanya
Menurut dia, birokrat perlu terus berpikir ulang dalam melaksanakan programnya, selalu mengevaluasi dan memperbaiki kembali pelaksanaan programnya.
"Yang paling penting adalah kita sebagai birokrasi bukan hanya berpikir dapat ini tapi istilahnya thinking again, sambil melaksanakan, sambil evaluasi, sambil laksanakan lagi," kata dia.
NUR QOLBI | UWD