TEMPO.CO, Bandung - Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Bandung, Yadi Hendarmin, mengatakan suhu terdingin di puncak kemarau Agustus ini memecahkan rekornya dalam 30 tahun terakhir. “Suhu terendah di Bandung tercatat 16,2 derajat Celsius, terjadi 15 Agustus 2017,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 21 Agustus 2017.
Yadi mengatakan temperatur yang tercatat paling dingin itu terjadi pada dinihari pukul 03.00-04.00. “Dari data BMKG tahun 1981 sampai sekarang, suhu terendah 17-18 derajat Celsius. Tahun ini terendah,” kata dia.
Menurut Yadi, suhu terendah umumnya terjadi saat puncak musim kemarau. Pada Agustus ini, Bandung misalnya sudah memasuki puncak kemarau, musim kemarau sendiri terjadi sejak awal Juni 2017. “Dari data selama 30 tahun suhu dingin bisa terjadi di musim kemarau. Biasanya siang hari suhu menjadi sangat tinggi, dan dinihari lebih rendah,” kata dia.
Sedangkan suhu terpanas sementara di puncak kemarau Agustus ini tercatat 31,3 derajat Celsius. “Itu terjadi tanggal 7 Agustus 2017. Biasanya suhu maksimum di siang hari itu terjadi sekitar jam 1-2 siang,” kata Yadi.
Yadi mengatakan ada faktor pemicu yang menjadikan temperatur udara saat malam hari sebulan terakhir ini di Bandung terasa lebih dingin dari biasanya. “Ada faktor pengaruh suhu musim dingin di wilayah Australia. Kebetulan di sana musim dingin, dan itu membawa massa udara dingin dan kering di wilayah Australia, umumnya di daratan,” kata dia.
Menurut Yadi, massa udara dingin dari Benua Australia itu bergerak ke utara melewati ekuatorial. “Dampaknya terasa lebih dingin di Jawa Barat, khususnya di Bandung. Sekarang memang terasa lebih dingin,” kata dia.
Yadi mengatakan puncak kemarau tahun ini di Bandung pada dinihari terasa lebih dingin. “Data suhu terendah dari data BMKG selama 30 tahun ini memang terjadi di Juli-Agustus, di puncak kemarau,” kata dia. “Mungkin juga ada faktor perubahan vegetasi.”
AHMAD FIKRI