TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault menyinggung telatnya pencairan dana Kwarnas Gerakan Pramuka dalam pidatonya di pembukaan Raimuna Nasional Pramuka 2017. Masalah telatnya dana Kwarnas itu disampaikan Adhyaksa secara terang-terangan di depan Presiden Joko Widodo.
"Mungkin agak sulit bagi organisasi lain yang sanggup melaksanakan kegiatan besar seperti ini sementara dana sangat minim dan diterima tujuh hari sebelum pembukaan," ujar Adyhaksa dalam pidatonya di Bumi Perkemahan Cibubur, Senin, 14 Agustus 2017.
Baca: Tentang Adhyaksa Dault, Khilafah, dan Uang Pramuka Rp 34 Miliar
Pencairan dana Kwarnas Gerakan Pramuka 2017 sempat ditunda Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berkaitan karena Adhyaksa diduga mendukung khilafah dan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia. Organisasi itu telah dibubarkan pemerintah karena dianggap bertentangan dengan Pancasila.
Adhyaksa Dault berkali-kali membantah dirinya anggota HTI. Namun baru di saat-saat akhir klarifikasinya diterima pemerintah via surat. Imam Nahrawi mengatakan dana Kwarnas Gerakan Pramuka akhirnya dicairkan karena pemerintah merasa sayang apabila 15 ribu Pramuka gagal mengikuti kegiatan Kwarnas.
Dalam pidatonya, Adhyaksa juga menyebutkan belum semua dana itu turun. Meski dana untuk Kwarnas Gerakan Pramuka yang besarnya Rp10 miliar sudah cair, dana untuk Raimuna Nasional Pramuka 2017 belum cair sepenuhnya.
Baca: Dana Pramuka, Menpora Tunggu Klarifikasi Adhyaksa Dault Soal HTI
Walau begitu, Adhyaksa sudah sangat bersyukur dana untuk Kwarnas Gerakan Pramuka bisa cair. Lagi pula, anggota Pramuka bersemangat mewujudkan kegiatan Kwarnas Gerakan Pramuka serta Raimuna Nasional dengan segala keterbatasan.
"Mengelola kegiatan perkemahan dengan 15 ribu peserta bukan hal mudah. Apalagi ini di luar, bukan di dalam hotel," ujar Adhyaksa Dault.
ISTMAN M.P.