TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan 5,8 SR mengguncang Pulau Buru, Maluku, pada Kamis, 27 Juli 2017 pukul 19.08 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Moch. Riyadi, menyatakan gempa tersebut merupakan gempa tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi terjadi dengan koordinat episenter pada 3,47 LS dan 125,96 BT.
"Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 83 kilometer arah barat daya Pulau Buru, pada kedalaman 32 kilometer," kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Kamis 27 Juli 2017.
Berdasarkan peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG, dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di Namlea, Namrole, Fogi, dan Buru Selatan. Guncangan memiliki skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI).
Riyadi mengatakan, gempa bumi yang terjadid merupakan jenis gempa bumi dangkal jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya. Gempa terjadi akibat aktivitas sesar lokal.
"Berdasarkan analisis, gempa bumi dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar atau strike slip fault," ujarnya.
Menurut Riyadi, hingga pukul 19.24 WIB belum ada aktivitas gempa bumi susulan. BMKG mengimbau kepada masyarakat di sekitar wilayah Pulau Buru agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
VINDRY FLORENTIN