TEMPO.CO, Makassar - Komandan Detasemen (Danden) Hanud 472 Pasukan Khas (Paskhas) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) Mayor Ferial mengatakan pihaknya akan mencoba meluncurkan empat unit oerlikon skyshield atau senjata tanpa awak di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Bontobahari, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Menurut dia, rudal itu merupakan generasi terbaru di kelasnya. Senjata yang sepaket dengan radarnya tersebut dilakukan uji coba dalam latihan pasukan khusus yang berlangsung selama tiga hari mulai 11-13 Juli.
"Peluncuran senjata baru milik TNI akan disaksikan belasan jenderal bintang satu dan dua. Mereka akan datang pada Rabu 12 Juli," tutur Mayor Ferial melalui WhatsApp kepada Tempo, Senin 10 Juli 2017.
Baca: Mengantisipasi Ancaman, Pesawat Tempur TNI AU Berlatih Menyerang
Ferial menuturkan senjata itu termasuk tercanggih di dunia dengan memperagakan serangan musuh menembak drone berbentuk pesawat sebagai sasarannya. Empat unit oerlikon tersebut merupakan senjata pertahanan udara yang bisa menangkis serangan bawah dan udara.
"Senjata ini canggih dikendalikan dalam sistem yang berada dalam satu ruangan. Drone itu akan ditangkap melalui radar kemudian ditembak," ucap Ferial.
Simak: Waspada Kebakaran Hutan di Riau, Heli TNI AU Pantau Titik Panas
Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tak kaget jika mendengar dentuman besar. Sebab petugas akan melakukan penembakan ke arah laut dengan radius sejauh 30 kilometer.
Selain itu, kata Ferial, TNI AU juga akan uji coba penembakan 200 butir peluru dari meriam penangkis serangan udara oerlikon yang merupakan senjata buatan Swiss dan diproduksi pada 2014.
Lihat: TNI AU: Para Penerbang Terus Berlatih Pendaratan Darurat
"Meriam itu bekerja efektif sejauh empat kilometer dan mampu menghancurkan sasaran udara berupa pesawat jenis apa pun. Bahkan bisa menghancurkan rudal, roket dan mortir yang datang menyerang," ujarnya.
Menurut Ferial sekitar 150 personel TNI AU juga akan turut hadir menyaksikan uji coba untuk pertama kalinya di Bulukumba. Alasannya memilih lokasi Bulukumba lantaran diangap luas dan strategis serta wilayahnya masih kurang dilewati kapal atau pesawat.
DIDIT HARIYADI