TEMPO.CO, Lumajang - Ratusan prajurit Komando Operasi Angkatan Udara II mempraktekkan skenario menyerang dalam Latihan Sikatan Daya 2017 di Lapangan Tembak Udara (Air Shoot Range) Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Senin, 15 Mei 2017.
Berdasarkan skenario, serangan udara dilakukan sejumlah pesawat tempur terhadap lapangan udara milik musuh. Dengan merebut pangkalan udara musuh, maka TNI AU bisa menggunakan lapangan udara tersebut untuk kepentingan mereka.
Baca: KSAU Usulkan Pesawat Tempur F-5 Diganti Generasi 4,5
"Pertahanan yang paling baik adalah menyerang. Kalau bertahan terus, tidak akan menang atau menunggu mati sendiri," kata Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II Marsekal Pertama Yadi Indrayadi Sutanandika.
TNI AU, kata Yadi, dilatih untuk menyerang. Pre emtive strike dilakukan, kata dia, agar musuh dari luar tidak mengancam negara. Menurut Yadi negara lain berpotensi menjadi ancaman bagi Indonesia. "Semua negara termasuk Australia, Papua Nugini, Filipina, Malaysia, Singapura dan Amerika Serika bisa menjadi calon musuh," katanya.
Simak: Pesawat F-5 Masuk Museum, Begini Kisah 35 Tahun Menjaga Negara
Yadi menuturkan latihan Sikatan Daya melibatkan sejumlah pesawat tempur, seperti F 16, Sukhoi, Super Tucano dan didukung Hercules, Cassa, Boeing serta Drone. Yadi mengaku takjub menyaksikan latihan tempur yang digelar sejak Senin pagi itu.
"Hasil evaluasi, (latihan ini) menawan dan menakjubkan. Bom yang direncanakan jatuh ditarget pada pukul 09.00.00 WIB ternyata persis jatuhnya pada jam tersebut," kata Yadi.
Lihat: TNI AU: Para Penerbang Terus Berlatih Pendaratan Darurat
Latihan Sikatan Daya diikuti sekitar 600 prajurit. Mereka berasal dari Lapangan Udara Iswahyudi, Lapangan Udara Abdul Rahman Saleh, Lapangan Udara Sultan Hasanudin serta Lapangan Udara Ngurah Rai. "Kami manfaatkan Lanud yang kami punya," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, pesawat-pesawat tempur tersebut menjatuhkan bom dengan daya ledak hingga radius 800 meter. Seperti yang dilakukan enam pesawat F 16 yang menjatuhkan 12 bom dari ketinggian 10 ribu meter. Sejumlah pesawat tersebut juga melakukan manuver-manuver memukau sebelum kemudian menjatuhkan bom.
DAVID PRIYASIDHARTA