TEMPO.CO, Banyuwangi - Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menemukan empat keping uang emas yang diduga asli berasal dari daerah setempat. Praktisi logam Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi Bonavita Budi Wijayanto menjelaskan dugaan ini sangat kuat karena motif yang terukir dalam uang emas itu belum pernah ditemukan di koin-koin lainnya.
"Saya sangat yakin itu asli Blambangan (sebutan untuk Kabupaten Banyuwangi)," ujar Bonavita saat ditemui Tempo di Banyuwangi, Senin, 3 Juli 2017.
Empat keping uang emas yang ditemukan di Desa Tlogosari, Banyuwangi, itu berbentuk pipih. Satu bunga besar tampak terukir di tengah. Bunga-bunga kecil mengitari sekelilingnya.
Baca: DKI Akan Buat Makam Mbah Priok Jadi Cagar Budaya
Menurut Bonavita keping uang ini tak sengaja ditemukan. Awalnya, timnya berniat mencari keping uang gobok atau uang Cina yang banyak beredar di abad ke-12 hingga ke-16 Masehi.
Pada 2015, praktisi barang antik Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi Winarso Yusuf Sumardi bertemu dengan seorang warga Desa Tlogosari bernama Katirin. Kepada Winarso, Katirin menceritakan bahwa dulu di dekat rumahnya ada orang yang menemukan uang gobok. Namun, karena zaman dahulu orang masih percaya klenik, uang-uang itu dikubur kembali lantaran banyak bayi menangis saat uang itu dibawa pulang.
Beberapa pekan kemudian, Winarso dan Bonavita memutuskan untuk mencari keping uang gobok itu. Keduanya lantas menemui Katirin untuk meminta petunjuk lokasi uang gobok ditemukan. "Dengan bantuan alat pendeteksi anomali bawah tanah, ternyata betul ada dari lokasi yang ditunjuk Pak Katirin," kata Bonavita.
Simak: Cegah Kerusakan Situs Majapahit, Polres Sosialisasi Cagar Budaya
Saat pertama kali terdeteksi, rupanya tim hanya menemukan bokor persembahan yang terbuat dari perunggu. Kondisinya sudah terpatina sehingga warna perunggu yang seharusnya merah dan kuning keemasan berubah menjadi biru kehijauan. "Itu menunjukkan benda itu sudah tertanam dan berusia ratusan tahun," ujar Bonavita.
Sekitar 10 meter dari titik ditemukannya bokor, tim akhirnya menemukan ribuan keping uang gobok. Tak jauh, alat pendeteksi anomali bawah tanah kembali berbunyi dan tim menemukan pasu atau tempat air yang terbuat dari perunggu.
Di dalam pasu itu, tim menemukan mangkuk-mangkuk kecil yang biasa disebut cupu lengkap dengan tutupnya. Bonavita menerangkan pasu dan cupu itu berasal dari Dinasti Ming Cina yang menunjukkan dibuat pada abad 14 hingga 16 Masehi.
Lihat: Begini Para Seniman Bali Melestarikan Koin Kuno
"Setelah diangkat, di dalamnya ditemukan empat keping uang emas," ujar Bonavita. "Kami yakin itu uang karena bukan berbentuk perhiasan."
Menurut Bonavita, motif keping uang yang ditemukan itu sangat langka dan unik. Motif uang itu tak ada di British Museum yang memiliki koleksi 13 ribu keping uang di seluruh penjuru dunia. "Kami ambil referensi dari Museum Nasional dan dicocokkan dengan data tujuh koin emas yang ditemukan di Indonesia ternyata juga tidak sama," katanya.
Akhirnya, Tim Ahli Cagar Budaya Banyuwangi menyimpulkan bahwa uang emas ini adalah varian baru mata uang emas yang ada di wilayah Banyuwangi. "Ini bisa memperkaya inventaris mata uang nusantara," ucap dia.
MAYA AYU PUSPITASARI