TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT memastikan warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan milisi Maute dan kelompok Abu Sayyaf dalam penyerangan Kota Marawi, Filipina, berasal dari jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).
Menurut Kepala BNPT Komisaris Jenderal Suhardi Alius, JAD memiliki kesamaan paham dan tujuan dengan kelompok radikal di Filipina Selatan, yaitu mendirikan dan berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). “Yang kami monitor memang dari kelompok itu (JAD),” katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 7 Juni 2017.
Baca juga:
Densus Bekuk Motivator Jaringan JAD di Bandung
Menguak Bom Kampung Melayu, 2 Pelaku Diduga Terkait Jaringan JAD
Kelompok yang dulunya bernama Jamaah Ansharut Khilafah Daulah Nusantara tersebut dipimpin terpidana kasus terorisme, Aman Abdurrahman alias Oman, yang mendekam di lembaga pemasyarakatan Nusakambangan, Jawa Tengah. Jaringan ini lahir sekitar Maret 2015 dengan anggota dari berbagai kelompok teror, seperti Jamaah Islamiyah, Al-Muhajirun, Mujahidin Indonesia Timur, dan Mujahidin Indonesia Barat, yang berbaiat kepada ISIS.
Berdasarkan catatan BNPT, ada lebih dari 40 warga negara Indonesia yang diduga bergabung dan terlibat dalam aksi teror di Filipina. “Kami masih memonitor seluruh lalu lintas yang mereka gunakan dan lalui,” ujarnya. Hingga saat ini, kepolisian Filipina baru merilis tujuh nama yang diduga ikut menyerang Kota Marawi sejak 23 Mei lalu.
FRANSISCO ROSARIANS | NINIS CHAIRUNISSA | SUJATMIKO | BUDHY NURGIANTO | AGUNG S.